19 - Kuncir dua dan Poni

7.1K 228 0
                                    

"Dani saya berangkat dulu ya mau keluar sama bebeb. Kamu jaga rumah." bu Desi tersenyum simpul

"Baik bu." Dani menunduk

Rumah sepi. Hanya Dani dan Wowo si hamster saja yang menghirup udara pentilasi rumah ini. Semua nampak rapih. Tak ada yang perlu dibereskan lagi.

Dani duduk. Ia menghela napas.

"Gue rela ngorbanin masa remaja gue demi lo Dania."

Gubrak...

Suara itu terdengar dari kamar Dania. Ia lekas berlari ke kamar lantai atas.

Kandang si Wowo jatuh. Mungkin karena terlalu kencang saat berlari dalam roda putarnya. Ia nampak bengong. Kalo kata manusia mungkin dia kaget.

Dani mengangkatnya dan meletakannya kembali.

"Huh lo bikin kaget aja." Dani menyentil sedikit jeruji besi kandangnya.

Ia melihat sekeliling. Sibuk menyapu pandang kamar berwarna baby pink itu.

Kamar Dania terlihat sangat rapi. Bahkan tak sedikitpun noda yang terlihat. Dani mendekati sebuah pigura foto yang tertata diatas meja lampu tidur.

"Ini Dania waktu kecil? Lucu banget."

Ia tersenyum. Bahkan ia mengeluarkan hp nya lalu memotret foto anak kecil berkuncir dua dan berponi itu.

"Eh kotak ini apaan?" Dani meraih sebuah kotak kado berpita.

"Rahmat. Rahmat siapa?"

Sebuah cokelat batangan terlihat. Dengan sebuah surat kecil didalamnya.

"Jadi Rahmat itu cowok yg kemaren di Senayan."

Di XXI.

Musik seram tak henti terdengar. Apalagi di theater seperti ini. Suara yang tadinya biasa saja jadi naik beberapa oktaf.

Dania kaget dan tak sengaja memegang tangan Rahmat yang santai di pegangan kursi.

"Ah sorry."

Rahmat menoleh. "Santai aja. Meluk juga boleh kok."

Dania bergidik mendengarnya. Ia hanya tersenyum sewajarnya.

Film sudah selesai. Semua penonton nampak memadati lobby bahkan toilet. Rahmat menarik tangan Dania untuk segera keluar dari kerumunan itu.

"Btw cokelat yang kemarin..."

"Udah dimakan belum? Tentang suratnya lupain aja. Lagian gue cuma iseng nulisnya."

"Ah iya. Malah gue mau bilang lebay banget hehe."

"Buang aja. Gak penting ini."

"Walaupun cuman iseng. Lo nulisnya pake tangan kan. Kasian tenaga lo kalo dibuang gitu aja."

Rahmat tertawa dibuatnya.

Tringg..

"Kalian balik duluan aja. Kakak ada urusan. Sama cowok sipit yg tadi." isi pesan Tya yang baru saja dibaca adiknya.

"Siapa?"

"Hmm kak Tya ada urusan ngedadak."

"Terus? Minta anter pulang ya? Bilang aja kali gak papa kok."

Dania tersenyum. Lalu Rahmat mencubit pipinya.

"Mau langsung pulang atau...."

"Langsung pulang aja. Wowo kasian di rumah."

Rahmat mengerutkan kening. "Wowo? Pacar lo?"

"Hamster gue kali. Gue jomblo." Dania tertawa

"Bagus deh."

"Hmm?"

"Nggak. Ayo pulang."

•••

Diam [COMPLETED]Where stories live. Discover now