50 - Luka dan Harapan

Bắt đầu từ đầu
                                    

Rahmat sudah dilarikan ke rumah sakit. Erfan merasa harga dirinya terlukai. Kenapa nggak dia aja yang ketusuk? Kenapa Rahmat tiba-tiba datang dan nyelesain semuanya? Kenapa?

"Kenapa Lilis jadi semarah itu?" bisik Erfan

"Apa Fan?" tanya Dania yang duduk disampingnya di sebuah sofa rumah sakit.

"Hmm nggakpapa kok. Ini minum lagi susunya mumpung masih anget." Erfan membantu Dania untuk minum lalu setelah itu mengusap lembut rambutnya.

"Dan maafin gue ya belum bisa jadi yang terbaik buat lo."

"Kok ngomong gitu?"

"Gue emang gak guna. Ngelindungin lo dibalik luka yang didapat orang lain."

"Erfan." Dania menarik pipinya yang menyusut ke bawah lalu menatap kedua bola matanya dengan serius.

"Jangan pernah menyesali apa yang udah terjadi."

"Kenapa gak gue aja yang ketusuk?"

"Erfan gue gak mau kehilangan lo."

Deg.

"Bukan berarti gue puas karena Rahmat yang terluka. Tapi memang Allah mengizinkan lo baik-baik aja dan gue bersyukur atas itu."

Deg.

"Dania."

"Hmm?"

"I love you."

Hening sesaat.

Krik.

Krik.

Krik.

"I love you too." jawab Dania tersenyum

Huh.

Hembusan napas kasar itu keluar dari lubang hidung Rahmat yang sedari tadi menguping dibalik pintu ruangannya.

Rahmat menunduk. Dadanya semakin sakit dan sesak saja rasanya.

Sedangkan Citra yang memperhatikan di kursi sebrang.

"Tadinya gue kira Lilis cuma main-main sama pisaunya. Tapi ternyata Dania pantas mendapatkan itu semua."

"Ih minta diuyel aja ini pipi

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"Ih minta diuyel aja ini pipi." kata Dania gemas

"Ih sakit tau!"

"Lagian sih udah dikasih tau juga." Dania melepaskan tangannya

"Kasih tau apa? Jawaban love you too yang barusan?"

"Bukan ih. Itu tindik anting kalung. Segalanya dipake. Mau konser?"

"Hehe kan tadi abis muncak."

"Ya tetep aja gue gak suka liatnya."

"Yaudah sini balikin jaket." Erfan mencubit jaketnya yang dipakai Dania sedari tadi. Dania terkekeh kecil.

"Malah ketawa. Eh yang barusan seriusan kan?"

"Yang mana?"

"Yang bahasa inggrisnya aku cinta kamu."

"I love you?"

"I love you too. Yes beneran kan serius?! Asikkk mulai hari ini ya."

Pipi Dania otomatis memerah.

"Ih apaan. Nggak lah barusan kan lo jebak gue."

"Yaudah gue bunuh diri aja."

"Ah iya iya gue serius."

"Asikkkk!" Erfan spontan memeluk seorang wanita yang baru saja resmi jadi pacarnya itu.


•••

Malam guys. Maaf ya part ini gak terlalu panjang kayak biasanya. Untuk double up juga mungkin belum bisa. Jangan kecewa loh ya. See u!

Diam [COMPLETED]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ