37 - "Sadisnya caramu!"

Start from the beginning
                                    

"Jadi beneran lo yang namanya Rahmat?" tanya Lilis menyelidik. Bontot yang duduk disampingnya hanya diam memperhatikan.

"Iya. Udah gak usah muluk-muluk. Ada apa sebenernya?"

"Lo kenal Erfan kan?"

"Lo siapanya? Pacarnya? Sodaranya? Sahabatnya?"

"Kenal gak?"

"Kenal gak ya. Soalnya dia tuh musuh gue."

"Musuh? Dalam hal apa?"

"Lo mau ngasih apa sebagai imbalannya?"

"Lo matre amat jadi cowok."

"Bukan masalah matrenya. Gue kesini tuh pake bensin. Mana gak dipesenin minum lagi."

"Bener ya cowok jaman sekarang pada matre. Najis!"

"Bontot lo yang ngurusin makanan. Sana pesen." sambung Lilis. Bontot menurut. Senang malah. Dia kan emang doyan makan juga.

"Oke. Bensin juga terjamin kan?"

"Iya iya ah bawel banget sih lo. Jadi gimana? Lo kenapa musuhan sama dia?"

"Em bentar kayaknya gue pernah liat temen lo itu deh. Tapi dimana ya." Rahmat menunjuk Bontot yang tengah berada di kasir.

Lilis melirik dan menatap kembali Rahmat yang ada di hadapannya.

"Kayaknya lo deh yang banyak muluk-muluk dari tadi."

"Oh oke bakal gue jawab. Jadi Erfan tuh suka sama cewek yang gue incar."

"Jadi kalian suka ke cewek yang sama?"

"Ya begitulah."

"Emangnya siapa?"

"Gak sampe sedalem itu kali. Gue gak bakal kasih tau."

"Rahmat plis."

"Gak!"

"Oke lewat. Jadi kemaren-kemaren lo berantem sama Erfan gegara itu? Demi ngerebutin satu cewek? Iya?"

"Iya."

Lilis mengepal tangannya dan menghela napas.

"Oke terus lo tau sesuatu gak tentang cowok yang namanya Dani?"

"Dani? Dia itu si Erfan. Dia nyamar jadi tukang kebun di rumahnya Dania, ya demi itu. Demi deketin dia."

"Eh si anjir aing keceplosan." lanjutnya

"Oh jadi cewek yang dimaksud Dania? Dania yang satu sekolahan sama gue? Dania Putri?"

Rahmat terdiam.

"Gak salah lagi dia emang orangnya!" teriak Lilis

"Jangan coba-coba lo sakitin dia! Sehelai aja lo nyentuh rambutnya, lo langsung berurusan sama gue!" bentak Rahmat.

"Tapi dia dalang dibalik semuanya. Gara-gara dia semua ini terjadi!"

"Seenggaknya lo udah tau fakta yang sebenarnya!"

Lilis diam sejenak. Ia mulai mengatur emosinya yang hampir saja meledak.

"Oke tapi gue masih bingung. Kalo iya si Dani itu Erfan. Kenapa mereka bisa berantem?"

"Berantem? Maksud lo?"

"Luka Erfan bukan cuma hasil gelut sama lo doang kan?"

"Haha goblok banget sih lo. Itu dia jawabannya. Kalo Erfan terluka, ya si Dani juga pasti terluka. Kalo gue sparing sama si Erfan berarti si Dani juga sparing sama gue. Begitupun sebaliknya."

"BANGSAT!"

Hari sudah mulai gelap. Erfan baru saja sampai rumah. Dania sudah diantarkannya pulang. Terakhir ia bilang "Makasih traktirannya" sambil tersenyum manis.

Erfan masuk kamar. Mengambil handuk dan hendak pergi mandi. Namun hasratnya berkata rindu pada Dania. Padahal baru saja beberapa menit yang lalu bertemu sudah rindu saja.

Ia membuka hp dan mengirim pesan pada Dania yang baru saja selesai mandi.

"Dania gue mau tanya sesuatu nih!"

"Apa?"

"Sekarang siang apa malem ya?"

"Dia kesurupan apa nanya beginian." kata Dania yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Malem."

"Malem juga:)."

"..."

"Gue paling suka deh kalo liat lo lagi itu anu..."

"Lagi apa?"

"Lagi mikirin kamu."

"Xieanjir baru nyadar gue di prank."

"Wkwk. Sayang banget padahal."

"Sayang kenapa?"

"Aku gakpapa sayang. Eh tumben manggil sayang."

"Kena lagi setan."

"Bahasa inggrisnya cinta kamu apa?"

"TIDAK SEMUDAH ITU FERGUSO."

Malam semakin larut. Dania tertidur dengan handuk yang masih menempel di rambutnya.

"Mimpi indah❤."

•••

Pagi sekali Lilis menemui Dania di koridor sekolah. Padahal Dania baru saja datang.

"Dania. Gue udah tau yang sebenarnya!"

"Tau apa?"

"Jadi sebenarnya Erfan itu.... Mmm mmm mmm." ucapan Lilis terpotong. Erfan yang membekam mulutnya dari belakang.

Dania bingung. Ada apa ini? Apa yang mau dibicarakan Lilis tentang Erfan?

Lilis terbebas dari bekaman tangan Erfan. Ia mengerutkan kening di hadapannya. Namun tiba-tiba Erfan menarik lehernya dan mencium bibirnya.

DEG.. DANIA TERTEGUN.. MATANYA MELEBAR..

"SADISNYA CARAMU!"

•••

Diam [COMPLETED]Where stories live. Discover now