2 - Manis

21.4K 624 3
                                    

Pagi berganti siang. Sang surya sudah menumpahkan kegarangannya. Angin berhembus kencang. Siang hari yang sangat terik sekali.

Erfan. Lelaki yang tak sengaja bertemu dengan Dania pagi tadi adalah seorang anak kelas 12 IPA 2 SMA Bina Nusa ini. Ia bersama dua sahabatnya Toni dan Bontot sedang mengintip di jendela kelas 12 IPS 2. Mereka tengah asyik sekali menyapu pandang untuk menemukan gadis gila yang Erfan temui tadi.

"Lo yakin fan dia anak Ips?" tanya Bontot tanpa melirik

"Gue yakin." jawab Erfan tegas

"Emangnya lo sempet tanya dia anak mana?" sambung Toni

"Gak juga sih, hehe. Tapi gue yakin banget dia anak kelas ini." Erfan tersenyum gugup

"Euhhh.." sontak Bontot dan Toni mengacak ngacak rambut Erfan dengan kesal

"Nah nah itu dia! Bener kan kata gue. Feeling gue tuh gak pernah salah." seru Erfan dengan nada bercanda

"Gue kayaknya pernah liat cewek itu deh." Toni mengingat

"Ya pernahlah orang dia guru disini anjir haha." Mereka tertawa keras

"Feeling gue mulai gak enak nih," kata Erfan sambil menoleh ke belakang. "Tuh kan bener ada pak Iwan!"

Bontot dan Toni pun menoleh, "hehe pak apa kabar?"

"Kalian lagiiii!" teriak Pak Iwan membuat semua orang yang berada di kelas 12 IPS 2 ingin melihat apa yang terjadi di luar.

"Kita cuma itu pak anu." Erfan membela diri

"Anu itu itu anu. Masuk dan minta maaf." Pak Iwan menyuruh mereka bertiga untuk masuk kedalam kelas itu dan meminta maaf karena telah mengintip pada saat jam pelajaran dimulai. Mereka bertiga menurut, daripada harus dihukum di lapangan lagi seperti minggu lalu.

Semua murid IPS 2 tertuju pada mereka. Termasuk Dania yang menganga merasa pernah melihat lelaki yang memang paling manis diantara dua sahabatnya itu.

"Dia inget gue." ucap Erfan dalam hati tersenyum

•••

Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang