Bab 86 - She's Home

45 10 3
                                    

Guys, jangan bingung ya. Ini udah bukan flashback, tapi balik ke timeframe awal setelah pesta Sweet 17-nya Myra :D


Sora tahu ponselnya bergetar bertubi-tubi. Seseorang mencoba menghubunginya seperti orang kesurupan. Pasti Regy, tebak Sora. Jadi, Sora abaikan saja. Biar tahu rasa. Ngajakin pulang bareng tapi malah ngilang!

Maunya Sora biarkan sampai besok pagi. Dia lelah sekali dan perutnya sedikit kembung. Namun getar panjang ponsel di atas meja cukup mengganggu Sora yang baru mencoba memejamkan mata.

Dan bukan nama Regy yang muncul.

"Kenapa, Mas Pram?" Sora menyahut malas.

"Kamu udah sampai rumah?" Suara pria itu berlatarkan bunyi klakson. Sepertinya masih di jalan.

"Udah. Kenapa sih?"

"Tadi pas aku jemput kamu, katanya kamu udah pulang sama mantanmu. Bener?"

Emosi Sora meluap, hingga ia lupa menjawab pertanyaan Pram. "Kenapa Mas Pram yang jemput? Regy mana?"

"Nyokapnya dateng. Biasanya ngabarin, tapi tadi tiba-tiba udah di rumah aja. Jadi, Regy minta aku yang jemput kamu. Maaf ya, tadi aku di tengah-tengah meeting, jadi telat. Kamunya udah pulang duluan. Aku coba WA sama telepon kamu, nggak diangkat."

"Oh, iya. Sori, sori, Mas."

Sekarang Sora jadi bingung, ingin menyalahkan atau merasa bersalah?

"Are you okay? Mantanmu nggak macem-macem ke kamu, kan?" Nada Pram naik, menyiratkan sedikit kepanikan.

"Nggak kok, Mas. Aman, aman. Tadi kita mampir beli roti bakar, makanya baru nyampe."

"Syukur deh. Soalnya, kalau Regy sampe denger kamu kenapa-kenapa, aku pasti digantung."

Ternyata, walau bagaimana pun, Pram masih menaruh segan pada Regy. Selama ini Sora cuma melihat keduanya seperti Tom & Jerry.

"Jangan khawatir, bilang sama Regy, aku baik-baik aja."

***

Andai Sora tahu, jemari Pram yang menempel di kemudi sudah sedingin es sejak meninggalkan parkiran hotel. Hanya membayangkan harus menghadapi wajah murka Regy, Pram tidak sanggup.

Jelas saja, Pram tidak hanya gagal mengantar Sora pulang, tapi membiarkan Sora pulang bersama mantan pacarnya. Alasan yang cukup untuk membuat karirnya terlontar ke bibir jurang.

Tanpa perlu klakson atau memanggil siapa-siapa pintu gerbang rumah keluarga Ramuna terbuka secara otomatis untuk mobil Pram. Fitur yang terpasang di pintu gerbang itu bisa mengenali jenis dan plat mobil Pram, begitu juga dengan mobil-mobil lain milik keluarga itu.

Pram memarkir mobil Lexus NX300 warna putih miliknya di samping Mazda CX5 merah Regy. Kadang Pram suka malu sendiri membawa mobil yang harganya melampaui harga mobil bosnya. Tak jarang Pram menyuruh Regy membawa mobilnya saja, tapi Regy selalu menolak. Alasannya, malas memindahkan barang. Padahal ada 5 orang asisten rumah tangga yang bisa Regy perintahkan. Mungkin bosnya itu sudah terlalu lama hidup merakyat sampai lupa caranya jadi orang kaya.

"Ibu sudah tidur?" Pram bertanya pada Sani, ketua pelayan di rumah besar keluarga Ramuna.

Sambil berusaha sekuat tenaga mengejar langkah Pram melintasi ruang tengah dengan kaki-kakinya yang mungil, wanita paruh baya itu menyahut, "Sudah, Mas. Tadi setelah makan malam dengan Mas Regy, Ibu langsung masuk kamar."

"Inget, Alphard Ibu dibersihin sebersih-bersihnya buat besok. Jangan sampai saya sampai denger lagi Ibu pesan Silverbird gara-gara mobilnya kurang bersih," pesan Pram untuk mencegah Sang Nyonya Besar tantrum.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Under My SkyWhere stories live. Discover now