Bab 32 - Huru-hara di Kantin Navia (Part 3)

60 13 5
                                    

"Soraaa!"

"Ayumaaa!"

Fael melirik sekilas kedua cewek itu bertukar sapa sebelum menghela napas dan kembali memainkan gitar akustik yang tadi dipinjamkan teman satu band-nya.

"Lihat tuh Fael sampai capek nontonin kita!" Ayuma terbahak memergoki respon Fael yang tak berekspresi.

"Fael adalah kita semua." Sheila menegaskan kalau mereka juga merasakan hal yang sama.

Tiap kali Ayuma dan Sora bertemu selalu diawali pekikan melengking dan pelukan girang, seakan-akan mereka baru bertemu setelah bertahun-tahun. Padahal kan mereka satu sekolah!

"Namanya juga girl crush ketemu girl crush," Sora menanggapi.

"Eh, btw kamu udah isi formulir dari Kemenpora belum?" tanya Ayuma sambil mengisi tempat duduk di samping Sora yang kosong bekas Regy.

Kening Sora mengernyit. "Formulir apaan?"

"Tuh kan! Pasti nggak buka email deh!"

Penasaran, Sora lalu membuka emailnya di depan Ayuma. Terselip di antara email tugas dan pengumuman libur, ada email yang Ayuma maksud—dari seminggu yang lalu. Mata Sora langsung membesar menyala membaca isi email itu.

"Kita mau dapat duit?!"

"Iyaaa!"

Saking senangnya Sora mendekap mulut dan membaca ulang beberapa kali.

"Wah, traktir, traktir!"

Kesal belum apa-apa sudah ditagih traktiran oleh Sarah, Sora membalas dengan ledekan, "Lo duluanlah yang traktir gue. Kan baru dilantik!"

Kena mental karena ledekan Sora, Sarah manyun. "Itu nggak perlu disyukuri ya!"

"Tapi, Sor, batas pengumpulan formulirnya udah lewat kemarin."

"HAH?!"

Jantung Sora langsung remuk setelah mengikuti ke mana ujung lentik telunjuk Ayuma menunjuk. Sebuah kalimat terakhir di email itu menyebutkan batas pengumpulan formulir seperti yang dikatakan Ayuma.

"Huhuhuuu! Gimana nih, Yuma? Duit gueee!" Sora merengek walau belum tahu berapa banyak yang ia terima. Yang penting duit!

Tangisan palsu Sora menarik perhatian seisi meja, termasuk Dendra dan Fael.

"Jangan nangis, Sora! Pasti ada jalannya!" Ayuma memeluk Sora untuk menenangkan. "Kita coba tanya Kadiv Olahraga kita ya—"

Tunggu...

Jabatan itu terdengar familiar...

"KADIVNYA KAN ELO!" Jari Sora menunjuk terang-terangan ke arah Fael.

"Kenapa sih?" tanya Fael. Alis tebalnya sampai terangkat.

Sora gedabrukan menarik kursi ke hadapan Fael. Fael pun berhenti memetik senar gitarnya sejenak demi Sora.

"Formulir reward dari Kemenpora..."

"Oh itu." Dari kata kunci itu saja Fael sudah bisa menebak kebodohan Sora. "Pasti nggak baca email ya?"

Jleb.

Semua orang tertawa menyaksikan Sora gugur dihujam pertanyaan dingin Fael.

"Emang, masalahnya Sora itu biasanya cuma 2: nggak baca email sama ketiduran di kelas," Myra merinci sebagai orang yang duduk di samping Sora dari kelas X.

"Trus, gimana dong?"

Bahkan Aiken, cowok kelas XI juga atlet renang Navia, jauh-jauh datang dari meja seberang untuk menebak hal yang sama. "Sora pasti nggak baca email! Hahaha!" ejeknya.

Under My SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang