Bab 20 - Timothy Lim

38 12 0
                                    

"Makasi ya, guys, gara-gara kalian post terbaru IG @lifeatnavia berhasil meraih engagement rate paling tinggi."

Willy menepuk punggung Regy dan Fael bersamaan ketika kedua bintang Navia itu berada di satu meja kantin yang sama. Tak paham apa yang dimaksud Willy, mereka pun mengintip isi layar ponsel Willy.

Sebuah foto fenomenal yang diambil candid, menampilkan Fael dan Regi duduk berhadapan di perpustakaan. Angle itu mewujudkan sebagian besar khayalan cewek-cewek Navia tentang citra mereka berdua.

Regy menggulung kolom komentar, terkikik sendiri membaca isinya. Orang-orang yang berkomentar bahkan tidak mau repot untuk menyembunyikan kekaguman mereka, termasuk menggunakan akun dengan nama asli.

[Ya Allah, cobaan apa lagi ini?]

[SILAU! Ini terlalu silau!]

[Pengen nangis, soalnya keduanya taken :'(]

[Tuhan, maksudnya yang begini lho...]

Dan 150 komentar lainnya.

Tapi cuma Sora yang tersenyum kecut, tahu cerita di balik foto itu.

***

"Bikin tugas?"

Satu jam yang lalu, Regy menghampiri Sora di perpustakaan. Sangat langka melihat Sora ada di sana. Biasanya Sora cuma ke perpustakaan kalau mau numpang tidur atau kena detensi. Sisanya Sora nongkrong di kantin, coffee shop, gymnasium, atau di kelas saja. Pokoknya melangkahkan kaki masuk ke perpustakaan saja sudah berat.

"Belajar."

"Hah?" Regy takut dia salah dengar.

"Belajar!" Sora mengulangi dengan nada yang lebih tinggi. Memangnya kenapa sih kalau dia belajar? Dia kan seorang pelajar, memang seharusnya belajar. Dianya saja yang membelot—

"Bokap lo lagi pulang?"

Skak mat. Regy selalu berhasil melihat motif di balik tindak-tanduk Sora.

Sora baru saja kena amuk ayahnya. Nilai-nilai rapor yang kebakaran tidak lagi bisa ia sembunyikan. Ibunya pun enggan berkomplot dengan Sora masalah itu. Lalu muncul ancaman untuk mengeluarkan Sora dari klub anggarnya apabila ini terus berlanjut. Sora pun gentar.

"Kenapa sih tiap gue hitung ulang jawabannya beda? Tadi dapet 4, abis itu 8, abis itu 0—"

Gumaman disertai mimik bingung Sora terlalu lucu untuk Regy lewatkan. Namun Regy tahu, neuron di otak Sora tidak sanggup menahan beban ini terlalu lama. Ujungnya Sora pasti jadi marah-marah sendiri.

"Sini gue jelasin."

Regy mengambil pulpen di tangan Sora dan dengan penuh kesabaran, ia menjelaskan satu per satu tahapan cara menyelesaikan soal nomor tiga. Perlu beberapa kali pengulangan, tapi akhirnya Sora bisa kembali berharap pada otaknya.

"Beneran bener?"

"Bener kok."

3 kali Sora bertanya untuk memastikan kalau ia sudah menguasai soal nomor 3. Di kala Sora sibuk terharu, Regy juga sibuk memperhatikan berbinar gadis itu. Ini cuma soal matematika yang mudah, lho. Tidak ada yang istimewa. Kenapa Sora bisa sebahagia ini?

Mumpung motivasi belajarnya masih memuncak, Regy mencari-cari soal yang mirip untuk dikerjakan Sora.

"Coba kerjain yang ini. Mirip sama yang gue ajarin tadi."

Regy menunjuk soal nomor 7 dengan agak was-was. Soal ini sedikit tricky, tapi semoga saja Sora bisa.

Sora menghitung dengan hati-hati. Masih menyontek catatan dari Regy. Sesekali ia melirik Regy kalau ragu-ragu.

Under My SkyWhere stories live. Discover now