Bab 80 - H-18 Jam (flashback)

47 9 6
                                    

Regy baru saja mengambil laundry yang diantar ke kamarnya. Dia kehabisan baju. Panas tapi lembab—kombinasi cuaca yang menyebalkan. Gerah tak karuan, keringat tak terkontrol, alhasil dalam sehari dia bisa menghabiskan 4 lembar baju ganti.

"Lo laundry semua baju?"

Pram merampas nota laundry yang tersemat di plastik pembungkus baju.

"Segini mah mending beli mesin cuci aja nggak sih? Lo pasang di sini," sindir Pram setelah melihat tagihan laundry Regy yang fantastis.

"Berisik! Emang lo nggak gerah?" Regy menyimpan baju-baju itu di lemari tanpa dikeluarkan dari kantongnya, kemudian masuk ke kamar mandi.

Bel berdenting lagi. Pram yang berjarak paling dekat dengan pintu kamar mengintip dari lubang pintu. Terkejut melihat siapa yang ada di sana, Pram segera membukakan pintu kamar mereka.

"Belum bobo, Dik? Besok kan kamu ada pertandingan final."

Memakai baju kaos crop warna lavender dan celana pendek jins, Sora hanya menjawab dengan wajah cemberut. "Regy mana, Mas?"

"Ada tuh. Masuk aja dulu." Pram mempersilakan Sora masuk, lalu menutup pintu. "Gy! Dicariin Sora!"

Dihalangi suara keran air, Regy tak bisa menangkap teriakan Pram.

"Apaan—"

Terlambat.

Regy terlanjur keluar kamar mandi bertelanjang dada—mengumbar susunan otot-otot dada dan perutnya di hadapan Sora.

Walau secepat kilat membuang muka, tapi panas di pipi Sora terlanjur menyebar.

"Eh, sori! Sori! Gue nggak denger tadi—" Panik, Regy bermaksud mencari pakaian di lemari tapi dia lupa semua baju bersih masih tersegel di kantong laundry.

Kesal menyaksikan Regy grasak-grusuk, Pram melayangkan selembar handuk dan sukses tersangkut di kepala Regy.

"Kok—lo di sini?" Setelah menyampirkan handuk menutupi tubuh, Regy menghampiri Sora di sofa. "Persiapan buat besok gimana?"

Kepala Sora menunduk layu. "Nggak bisa tidur."

Regy melirik jam di layar ponselnya. Masih jam 8 juga sih. "Mau gue temenin jalan?"

Sora mengangguk. "Boleh."

Dari gelagat saja Regy paham kalau Sora sedang melawan gugup menyambut pertandingan terbesarnya besok.

"Ya udah, gue pakai baju dulu bentar."

***

Sora sunyi sekali. Kalau hari-hari sebelumnya dia akan mengoceh mulai dari soal karakteristik permainan lawan hingga menu makan siang, malam itu bibirnya terkunci rapat.

Regy pun tak punya cukup nyali untuk memecah keheningan. Ia mengekor ke mana pun gadis itu melangkah. Cukup menjaga dalam diam, tak masalah ke mana mereka pergi. Negara itu sangat kecil dan aman, mereka akan baik-baik saja.

"Hah? Ini Stasiun MRT?"

Senyum Regy terkulum melihat Sora linglung di depan gate masuk stasiun MRT. Regy pikir Sora tahu ke mana arah langkah kakinya.

"Bawa kartu nggak?"

Sora menggeleng. "Tadi gue pikir cuma muter-muter sekitar hotel. Balik aja, yuk?"

Hotel mereka bahkan sudah berjarak 1 kilometer dari sana. Lagipula sudah sejauh ini, Regy enggan malam mereka berlalu cepat.

"Udah terlanjur di sini..."

Under My SkyWhere stories live. Discover now