Bab 74 - Pertemuan yang Tidak Disadari Part 2 (flashback)

50 10 5
                                    

"Langitnya mendung banget..."

Lucas menengadahkan tangannya untuk mengetes apakah ada rintik hujan.

"...kayak hati lo, Kak."

Dendra melirik dari sudut mata. Dia tahu, sepanjang perjalanan ke Sky Forest dia adalah seorang party pooper. Kerjanya hanya menyeret awan kelabu ke mana-mana. Bahkan sekarang tempat rekreasi itu pun ikut mendung, seakan memaksakan diri senada dengan suasana hati Dendra.

Mau bagaimana lagi? Dia meradang berbulan-bulan karena kehilangan Sora. Cewek itu memblokir Dendra dan mengunci semua akun media sosialnya. Benar-benar seperti hilang ditelan bumi.

Bahkan Galen ikut bungkam, menolak membocorkan setetes informasi pun soal mantan pacarnya. Mustahil Galen tidak tahu kabar Sora. Minimal seminggu dua kali anak itu pasti mengunjungi rumah Izy yang notabene berdekatan dengan rumah Sora.

At least let me know if you're okay, My Love...

Apalagi kalau hujan-hujan begini. Biasanya Dendra akan menelepon memastikan Sora ada di tempat yang teduh. Walau cringe, ia tak peduli. Yang penting hatinya tenang. Sekarang siapa yang bisa memastikan hal itu?

"Sebenernya kalian punya agenda acara nggak sih?" Lucas bertanya pada 3 pengurus OSIS junior yang mengatur acara outing OSIS kali itu.

Cekikikan, mereka menggeleng tanpa rasa bersalah.

"Healing aja, kita. Bebas," ucap Delina, pengurus OSIS seksi olahraga dan seni.

Lucas berdecak kesal. "Mana bisa gitu. Kasihan kan Kak Dendra, udah ngeluangin waktu ikutan malah nggak tau harus ngapain."

"Kita ngopi aja yuk. Kayaknya bentar lagi hujan," Dendra menengahi sebelum Lucas tambah marah-marah.

15 orang peserta outing berjalan cepat menuju sebuah kedai kopi di pinggir danau. Dipagari oleh pohon-pohon pinus menjulang, kedai kopi dengan desain mirip rumah kaca itu memang tampak cozy di cuaca dingin.

Baru saja mata mereka bersiap menyisir meja kosong untuk mereka tempati, Delina dan Alea memekik nyaris histeris bersamaan.

"Kenapa?" tanya Lucas yang ikut kaget.

"Itu!"

Jari Delina menunjuk pada seorang laki-laki yang duduk bersantai pada salah satu kursi di area outdoor menghadap ke arah danau.

"Rafael, kan?"

"Rafael saha?" Lucas bertanya balik. Saking bingungnya sampai logat Sunda cowok itu kelepasan.

"Rafael McKiehl! Kapten basketnya Navia!" Delina mengguncang-guncang bahu Lucas, tetap saja Lucas tidak nyambung.

"Iya! Iya! Sumpah! Ganteng mampus!" Alea nyaris bersujud kalau saja tidak ditahan temannya.

"Trus itu siapa?"

Ujung jari Delina berpindah ke satu laki-laki lain yang menghampiri Rafael sambil menenteng sebatang alat pancing.

"OMG! It's him! 'The Heir'! Regyanta Ramuna!"

"For real?! Single nggak? Gue available!"

"Njir! Circle macem apa sih itu? Ngeri bener!"

Dendra yang sibuk mengatur meja agar mereka semua muat, tersesat dalam kehebohan mereka.

"Kenapa sih?" tanya Dendra pada Lucas.

"Ngeributin cowok-cowok ganteng Navia," cibir Lucas. "Emang kita kurang ganteng ya?"

"Eits, maaf nih. Bukan bermaksud bilang Kak Dendra sama lo nggak ganteng. This is simply fangirling," Delina cepat-cepat menjelaskan sebelum Dendra dan Lucas tersinggung.

Under My SkyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon