Bab 49 - Berbagi Aib (Part 1)

47 14 0
                                    

Dendra berhasil menyelinap masuk ke aula untuk menyaksikan prosesi penyerahan hadiah pada Galen, Sora, dan beberapa atlet berprestasi lainnya. Haru menghinggapi perasaan Dendra kala nama Sora disebut. Setelah apa yang dialaminya, Sora berhak ada di sana—menunjukkan pada semua orang kalau ia patut diperhitungkan.

Yang masih membuat Dendra bersedih adalah fakta kalau ia merupakan bagian dari kejatuhan Sora, bukan kebangkitannya.

"How do you do this?"

Kylo menghampiri Dendra di baris bangku paling belakang. Wajahnya lelah. Berkali-kali ia menyeka kening padahal tidak ada satu pun bulir keringat yang menetes.

"Do what?" tanya Dendra balik sembari menyodorkan sebotol air mineral dari dalam snack box pada Kylo.

"Ngurusin hal-hal beginian selama 2 tahun. Gue ngurusin satu event yang ada menterinya aja udah pusing."

Dendra melepas sebuah tawa kecil dan menepuk punggung Kylo. "Gue nggak ngapa-ngapain. I have my team. You too, right?"

"Iya sih..."

"Lo hanya perlu mastiin tim lo bekerja untuk lo. Supervise and direct. Kalau lo malah ngerjain semua-semuanya sendiri, something must have gone wrong."

Dendra dan Kylo berdiri sejenak melepas kepergian Menteri yang harus melanjutkan kegiatannya di kota lain. Hingga seluruh rombongan Menteri meninggalkan aula itu, barulah mereka lanjut mengobrol.

"You've done great, Kylo. Everything today went smoothly."

Dendra tidak membesar-besarkan. Acara kali ini secara skala memang terbilang kecil, tapi nilai beritanya cukup besar. Kehadiran Menteri Pemuda dan Olahraga, Galen Valda, dan media—Navia bisa mengatur semuanya tanpa cela. Untuk seseorang yang belum ada satu bulan mengemban jabatan sebagai Ketua OSIS, Kylo melakukannya dengan sangat baik.

"Iya tapi Fael nggak tidur semaleman. Stres ngurusin protokoler Menteri." Kylo menunjuk Fael yang sedang bersandar beristirahat seorang diri di dekat pintu samping aula.

"Hahaha! But he looks cool as always! Nggak kelihatan kayak lagi stres."

"Mukanya mah memang lempeng aja begitu."

"Eh, Dendra sama Galen!"

"Ya, Bu?" Dendra membalas panggilan Bu Olin.

"Jangan pulang ya! Makan dulu!"

"Oke, Bu! Siap!" Dendra mengangkat jempol.

"Sekarang disuruh makan, besok-besok disuruh pindah ke Navia kayaknya lo sama Bu Olin," ledek Kylo sembari beranjak meninggalkan Dendra untuk membantu panitia lainnya beres-beres pasca acara.

"Hahaha, I don't mind anyway!"

Sebuah pesan masuk ke ponsel Dendra dari ibunya. Dendra sedang berfokus membalas pesan itu sampai-sampai ia tidak mendengar suara yang memanggil namanya. Lalu jemari itu, dingin namun lembut, menyentuh tangan Dendra.

"Eh, sori, tadi nggak denger." Dendra kikuk mendapati kalau ternyata si pemilik jemari tak lain dan tak bukan adalah Sora.

"Kita mau pesan Subway. Meatball marinara no pickle for you?"

Dendra senang bukan main saat Sora menyebut menu Subway kesukaan Dendra. Sora masih ingat? Dulu tiap kali Dendra di sekolah sampai malam, Sora pasti mengirimkan menu roti lapis itu untuk menemani Dendra.

Dengan penuh pengendalian diri, Dendra menyunggingkan senyum dan menjawab, "Yes, please."

Sora mencatat menu di ponselnya lalu pergi mencari Bu Olin. "550 ribu, Bu!"

Under My SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang