Bab 44 - Menarik Garis (flashback)

50 11 5
                                    

"Gue lagi mau war onigiri nih. Mau sekalian nggak?"

Dengus tawa Regy terdengar menembus pengeras suara iPhone Sora. "Onigiri apa tiket Coldplay tuh? Pake war segala."

"Udah, buruan! Gue depan kasir nih! Kegencet!"

Sora tidak berlebihan. Onigiri minimarket sekolah mereka adalah yang terbaik. Ditabur furikake buatan sendiri, tersedia dalam 5 varian—ume (asinan plum), salmon, tuna, ayam dan salmon mayo—makanan itu selalu jadi incaran seisi warga Navia. Apalagi hanya muncul dua kali seminggu. Tidak ada jalur belakang, semua harus berdesak-desakan sendiri untuk mendapatkannya.

"Ume deh."

"Mau tanghulu sekalian nggak?"

"Mau dong."

"Oke!"

Sora hendak memutus panggilan, tapi Regy menyela. "Kita makan bareng kan?"

Agak ragu-ragu awalnya, kemudian Sora mengiyakan juga. "Iya. Di kelas?"

"Nggak. Gue lagi di rooftop."

"Oke, nanti gue ke sana."

"Buruan. Nanti keburu bel—"

Urat kejengkelan Sora langsung mengencang. "Lagi war, Egy! Ngerti konsep war nggak sih? Syukur-syukur badan gue nggak penyet keluar dari sini!"

Regy tertawa nyaring mendengar omelan Sora. "Iya, iya. Good luck war-nya!"

Dengan penuh perjuangan, akhirnya Sora mendapatkan semua pesanannya. Sebenarnya, kalau dipikir-pikir lagi, aneh juga Sora mau melakukan semua ini. Kalau tidak makan onigiri ini, dia tidak akan mati juga sih. Mungkin dia cuma perlu pengalihan pikiran dari semua yang terjadi belakangan ini—tugas sekolah, kampanye Kylo, dan hubungan Regy dan Kinan.

Ya, hubungan kedua sejoli itu.

"Menurut lo, Kak Sora pick me nggak sih? Sengaja nyari-nyari perhatiannya Kak Regy. Tadi gue nggak sengaja denger dia nelepon Kak Regy nanya mau onigiri yang mana. Padahal kan ada Kinan!"

"Jealous sih pasti. Lo lihat aja Si Kinan pernah digebuk pakai bola karet! Kinannya terlalu baik. Kalau gue jadi Kinan, gue lapor Polisi deh!"

Sora mengepal tangkai tanghulunya lebih erat kala bisik-bisik itu, entah sengaja atau tidak, terdengar olehnya. Yang jelas belakangan ini suara-suara sumbang soal dirinya semakin terdengar keras. Sora sempat mengangkat topik ini pada Regy di perjalanan pulang dari supermarket, tapi lagi-lagi berakhir dengan pengalihan topik.

Sora mencoba untuk tidak mempedulikan semua itu, demi ketenangan batin. Dan membelikan Regy onigiri sepertinya bukan sebuah dosa.

Kak Sora melangkah ke gedung utama dan memilih menaiki tangga sebanyak 5 lantai daripada menunggu lift sampai lantai 4, ujung-ujungnya lanjut tangga juga. Di akhir tangga ada sebuah pintu besi tebal menuju atap gedung.

Atap gedung sengaja dibuat kosong. Katanya, untuk landasan helikopter si pemilik yayasan yang menaungi sekolah mereka. Tapi Regy, Kylo, dan Fael diam-diam memindahkan bangku taman tua dari gudang ke sana sebagai tempat mereka bersantai atau kadang tidur siang.

Sora mendorong pintu besi agak susah payah. Apalagi membawa tas berisi makanan mereka. Namun, begitu pintu besi berhasil dibuka, Sora terkejut mendapati Kinan juga ada di sana—

Dan mereka sedang berciuman.

"Eh, sori, sori—"

Sora kikuk dan cepat-cepat turun kembali. Ia bahkan tak sempat memastikan apakah mereka berdua menyadari keberadaannya atau tidak. Yang jelas ini memalukan sekali bagi Sora. Sekaligus mengesalkan. Saat ia menuruni tangga, ia mendengar derap langkah menyusul.

Under My SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang