Bab 6 - Open Fire

66 14 2
                                    

Kalau perkenalan dengan Regy berlangsung damai, tidak begitu dengan Fael. Sora sempat mendeklarasikan perang pada cowok itu selama sebulan penuh. Bukan cuma perang biasa tapi it was an open fire!

Semuanya cuma gara-gara satu: ruang sekretariat ekskul.

Setelah ekskul anggar disetujui, muncul masalah baru. Semua ruang sekretariat sudah penuh. Sora kebingungan di mana harus meletakkan peralatan anggar mereka termasuk berkas-berkas penting yang tidak boleh tercecer sembarangan.

Ailee, salah seorang pengurus OSIS, memberi ide pada Sora untuk bernegosiasi dengan ekskul basket agar mau membagi sedikit ruangan mereka. Untuk sementara bisa disekat dengan partisi.

Saran itu terdengar masuk akal di telinga Sora. Ekskul basket punya ruangan yang paling luas. Mungkin karena mereka adalah ekskul kesayangan di Navia dan yang paling banyak menyumbang medali. Kehilangan sepetak ruangan tidak akan merugikan mereka.

Kebetulan Fael baru saja diangkat menjadi ketua interim (sementara) karena Alex, ketua tetap mereka, sedang sibuk persiapan ujian masuk universitas. Fael adalah sahabat Kylo. Anaknya memang pendiam tapi Sora berekspektasi dia sebaik-hati Regy.

Sayangnya tidak ada yang memperingatkan Sora kalau semua manusia-manusia paling sombong Navia bercokol di ekskul basket.

***

"Kalian kan cuma berdua. Memangnya perlu ruangan?"

Respon pertama Fael langsung memuntahkan semua amarah di diri Sora. Ia tidak menyangka kalimat dingin dan ketus itu akan meluncur dari mulut Fael.

Mereka berdua bukan orang asing lagi. Fael hampir setiap hari keluar masuk rumahnya untuk main atau belajar bareng Kylo. Kadang Fael di sana sampai makan malam. Dan begini caranya menanggapi permintaan Sora?

"Perlu dong! Kita kan juga ada aktivitas ekskul! Lagian sekarang memang cuma berdua, tapi soon akan nambah!"

"Berapa persen sih anak SMA di Indonesia yang main anggar?"

Mata pisau kedua dari lidah Fael.

"Berapa persen yang main basket?"

Sora berniat membalikkan pertanyaan tapi malah kena lagi.

"Basket kan masuk kurikulum pelajaran kesehatan jasmani," sahut Fael santai dengan bahu mengedik.

Untung percakapan terjadi di rumah Sora. Sora bisa membanting pintu kamarnya sendiri dan memaki sampai puas.

Dari balik dinding kamar yang bersebelahan Kylo dan Regy bisa mendengar teriakan Sora walaupun tidak jelas apa isinya. Tepat saat itu Fael masuk dan bergabung dengan mereka membawa sepiring puding coklat.

"Mau puding ga?" Ia meletakkan puding itu di tengah meja lipat.

Baik Kylo dan Regy tahu kalau Sora mencoba bernegosiasi dengan Fael soal ruangan ekskul. Dan puding di tangan Fael adalah sogokan halus dari Sora.

"Lo cari perkara sama kakak gue?" Kylo memastikan.

"Gue cuma tanya kenapa dia perlu ruangan. Anggota ekskulnya kan cuma dua," jawab Fael ringan.

Kedua alis Regy mengangkat tinggi-tinggi. Tapi ia tak punya kata-kata untuk menanggapi omongan sahabatnya itu.

Di antara mereka bertiga, Fael adalah yang paling tidak peka dengan perasaan orang lain. Sehingga sering kali ucapannya dianggap dingin atau tajam. Regy dan Kylo pun pernah perlu waktu untuk terbiasa dengan hal itu.

"Nyali lo gede juga ya?" Kylo berkata dengan mata lurus ke depan, berfokus pada game di layar PC-nya. Jari-jarinya menekan klik mouse dengan sangat cepat.

Under My SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang