Bab 51 - Sebuah Kata Putus

68 12 6
                                    

Regy sebenarnya muak ketika canda beralih ke soal hubungan Sora dan Dendra. Apalagi Sora sampai menghambur pergi. Regy jadi cemas dibuatnya.

Sayang, langkah kaki Dendra lebih cepat menyusul Sora. Entah apa yang mereka berdua bicarakan, terlihat sangat serius. Regy hendak menyela, tapi Kylo menahannya.

"Let them talk."

Apa yang Kylo lakukan hanya membuat Regy semakin kesal.

"Gue tau lo mengidolakan Dendra. Tapi kalau gue sampai lihat dia bikin Sora nangis, gue nggak akan segan-segan bikin perhitungan sama dia."

Regy pun memilih pergi dari lorong itu, naik ke atap gedung. Dan ternyata seseorang sudah ada di sana lebih dulu.

"Am I interrupting?"

Galen terkejut dan menggeleng. "No, no. Gue cuma cari tempat yang agak sepi buat nelpon cewek gue," jawab Galen sembari memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket.

"I thought you were smoking," canda Regy sambil mengambil duduk di samping Galen.

Galen mendengus sinis mendengar ucapan Regy. "What for? Useless stuff, cuma bikin napas jadi pendek aja. Lagian gue bakal mati berkali-kali sebelum bisa nyampe ke batang yang kedua. Dihajar Izy, dihajar pelatih gue, lalu dihajar senior-senior gue di Sakya Buana."

Bersama-sama mereka berdua menengadah dalam diam. Seakan awan abstrak di atas kepala mereka punya jawaban untuk semua pertanyaan.

"Antara Sora—" Regy memecah keheningan.. " —dan temen lo yang namanya Dendra itu, what happened?"

Sebenarnya Regy tak yakin akan mendapat jawaban yang netral dari Galen, berhubung Galen adalah teman baik Dendra. Tapi Regy tak tahu lagi harus bertanya pada siapa. Mengingat sikap Kylo barusan yang juga terang-terangan membela Dendra. Paling tidak, Galen kelihatannya tidak peduli mau memihak siapa.

Galen membenahi topinya, lalu menghela napas cukup panjang. "That's a very sensitive question."

Awalnya Regy kira Galen enggan menjawab, hingga ia lanjut bertutur.

"Sejujurnya gue juga nggak tahu cerita sebenarnya—dan nggak berani nanya. Tapi dari apa yang Kylo bilang, there was this one lunatic girl. Dulu Sora berteman dengannya. Diam-diam cewek ini mulai menghancurkan hidup Sora sekeping demi sekeping. Sekolah, karir anggar, kehidupan sosial. Lalu ketika Sora berpikir dia masih punya Dendra—cewek itu juga merebut Dendra dari sisi Sora."

Tangan Regy mengepal dengan sendirinya menahan emosi.

"Kondisi mental Sora buruk sekali. Waktu itu Sora benar-benar sendiri. It's just her against this world. Izy, cewek gue, khawatir bukan main. Sampai dia minta gue buntutin Sora, takut dia melakukan sesuatu yang...fatal."

"What about her family? Her mom and Kylo are supportive, I guess?" Regy tak bisa percaya kalau Vira dan Kylo membiarkan Sora menghadapi semua itu sendiri.

"Sebelum kejadian Sora, mereka nggak sedekat itu. Ibu mereka sibuk mengurusi ayah mereka yang brengsek. Kylo cuma peduli pada dirinya sendiri. Bisa dibilang Soralah yang menyatukan mereka. Menyadarkan mereka kalau keluarga adalah dinding pertahanan Sora yang terakhir. Dan kalau sampai roboh juga, akan sulit menolong Sora."

Galen melipat kedua tangannya di depan dada.

"Sora yang dulu beda banget sama yang sekarang. Dia sangat pemurung dan tertutup, terutama setelah kejadian itu."

Kalau itu, Regy tahu. Di hari-hari pertama Sora masuk Navia, ia masih menampakkan wajah yang sendu. Regy bahkan belum berkenalan dengannya, tapi Regy langsung tahu kalau gadis itu sedang menyimpan duka yang mendalam.

Under My SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang