Bab 4 - Sibling War

61 11 1
                                    

"Kalian sekelas?" Vira, ibu Sora dan Kylo, terkejut mendengar kabar itu saat makan malam.

Sora dan Kylo membalas dengan anggukan sunyi. Mereka sudah terbiasa makan malam hanya bertiga. Ayah mereka yang bekerja di industri perminyakan hanya bisa pulang setiap minggu keempat karena harus tinggal di site (lokasi tambang).

"Kok bisa?"

"Aku pikir ini kerjaan Mama biar ada yang ngawasin aku belajar di kelas," jawab Sora sembari menyerok sayur tumis buncis ke piring makannya.

"Baguslah sadar diri," Kylo menyambar.

Kalau saja tidak ditepis Vira, sendok di tangan Sora pasti sudah melayang ke jidat Kylo.

"Mama nggak mungkin minta kalian disatuin. Bisa roboh itu atap kelas kalau kalian berantem. Tapi kalau sudah terlanjur begini..." Vira menghela napas panjang, tak sanggup membayangkan bencana apa yang terjadi pada kelas mereka.

Vira tahu benar kedua anaknya seakan lahir dari dua rahim yang berbeda. Sora yang penuh bakat olahraga serta seni. Dia bisa belajar berkuda, bermain tenis dan menghafal dance K-Pop secara bersamaan tapi tetap menguasai semuanya.

Minusnya, dia payah sekali soal pelajaran. Benar-benar payah apalagi matematika. Itu kenapa nilai ujian Sora selalu jadi target bulan-bulanan Kylo.

Kylo sebaliknya, hidupnya sangat akademik dan logic oriented. Dia ada di dalam deretan murid terpintar Navia. Kylo kesayangan semua guru. Ambisinya tidak tanggung-tanggung. Minimal National University of Singapore. Itu pun karena ibu mereka yang minta agar jangan terlalu jauh.

Minusnya Kylo tidak pandai bersosialisasi dan terlalu kaku. Coba saja lihat kalau tidak ada Regy. Kylo dan Fael sesunyi kuburan. Berteman dengan Regy memang membuat Kylo lebih mending, tapi tetap saja menurut Sora adik laki-lakinya itu tidak asyik.

"Regy sama Fael juga sekelas sama kita," Sora menambahkan. Menurut Sora ini mungkin informasi yang penting untuk menenangkan ibunya. Paling tidak ada yang bisa Vira andalkan untuk melerai anak-anaknya.

"Biar gitu, cobalah untuk akur. Jangan malu-maluin Mama."

Baik Sora maupun Kylo tidak ada yang menyahut. Lebih baik tak mengucap janji sama sekali daripada melanggarnya.

***

Dulu sebenarnya tidak ada niatan Kylo dan Sora satu sekolah. Ditawari pun mereka tidak akan sudi. Sora malas harus mengurusi Kylo. Kylo juga malas punya kakak yang nilainya sememalukan itu.

Saat pemilihan SMA, Kylo langsung memilih SMA Navia. SMA Navia ada salah satu SMA swasta terbaik di Jakarta. Anak-anaknya pintar dan berprestasi. Walaupun tidak menganut kurikulum internasional, tapi lulusan Navia banyak yang diterima di kampus-kampus bergengsi luar negeri.

Sora sendiri tentu saja memilih SMA dengan prestasi olahraga yang berkilau. Sayang nilainya tidak mencukupi untuk masuk SMA Litarda. Medali emas kejuaraan anggar se-Asia Tenggara pun tidak sanggup untuk mendorong nilainya. Iya, Sora sepayah itu dalam pelajaran.

Akhirnya Sora masuk ke SMA Wanaprasta. Tapi karena Vira melihat pergaulan di Wanaprasta tidak begitu baik, Vira bersikeras memindahkan Sora dari sana. Menurut Vira Sora jadi nakal setelah masuk ke sekolah itu.

Setelah lobi sana-sini, akhirnya Navia bersedia menerima Sora sebagai murid pindahan di tengah semester satu. Apalagi dengan track record adiknya yang harum dan Navia memang sedang dalam usaha menggenjot prestasi non akademik.

Oh, Kylo marah besar, tahu kakaknya akan masuk Navia lewat jalur pindahan. Menurutnya itu tidak adil. Sora sama sekali tidak memenuhi kualitas seorang Navian (sebutan untuk murid-murid SMA Navia). Dia juga menuduh Sora hanya akan bikin onar di Navia dan memalukan nama keluarga. Saat itu Viktor, ayah mereka, sampai harus mengambil cuti untuk menengahi karena Vira tidak sanggup lagi.

Beberapa kali Sora sebenarnya sudah menegaskan ia tidak mau pindah ke Navia. Dia tahu ujung-ujungnya Kylo akan menuding Sora macam-macam. Tapi tak tega melihat ibunya menangis setelah berusaha keras mendapatkan kursi untuknya di Navia, Sora tak punya pilihan lain.

Dengan diskusi alot bersama Viktor, Kylo terpaksa menyetujui fakta kalau ia akan satu sekolah dengan kakaknya. Kylo punya catatan: tidak ada yang boleh tahu kalau mereka kakak-beradik. Catatan itu cukup menusuk hati Vira dan Viktor, tapi demi menyudahi perang dingin di antara kedua anak mereka, akhirnya mereka setuju.

Selama satu semester, mereka berhasil menghindari satu sama lain. Hanya satu semester.

***

Under My SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang