Bab 77 - It Comes with A Price

48 10 12
                                    

Terjawab sudah misteri bagaimana Regy membayar ganti rugi komputer ekskul e-sport. Semua tuduhan—mulai dari jadi simpanan tante-tante, merampok ATM, sampai jadi pengedar narkoba—langsung rontok setelah berita tentang identitas Regy sebagai seorang Ramuna naik ke media.

Namun, ekspektasi orang-orang untuk melihat Regyanta Ramuna memakai merek Balenciaga dari ujung kepala hingga kaki seperti para selebgram OKB di Tiktok harus kandas.

Tidak ada pamer sedan sport—walaupun Regy bisa memenuhi garasi rumahnya dengan belasan unit sekaligus. Semua anak Navia mungkin sadar kalau Regy ganti mobil—dari Mitsubishi Xpander jadi BMW X7 kalau tanggal ganjil dan Mazda CX 5 kalau genap. Itu juga karena Regy tak mau ambil pusing, tinggal naik apa yang sudah terparkir di halaman rumahnya.

Selebihnya, kemewahan Regy tersembunyi dengan apa yang disebut sebagai silent luxury.

Jam tangan Regy sehari-hari sih tetap Apple Watch. Tapi seseorang dari ekskul e-sport pernah memergoki Regy memakai merek Richard Mille di sebuah acara formal. Hanya kalangan tertentu yang bisa mengenali harga jam tangan Regy. Pandangan mereka pun akan bertanya-tanya anak SMA mana yang bisa pakai jam tangan seharga rumah.

Atau Alice yang jantungan melihat sepatu loafers Loro Piana custom Regy tercebur ke kolam renang seusai tes renang. Bukannya ikut panik, Regy malah berakting seperti pool guard meraup sepatunya dengan tongkat jaring sambil menertawai kebodohannya sendiri.

Regy bukan OKB (Orang Kaya Baru), tapi OKBN (Orang Kaya Baru Ngaku). Mana mungkin ada yang berani menyebut pewaris klan Ramuna sebagai OKB. Klan Ramuna pada kenyataannya adalah salah satu klan konglomerat tertua di Indonesia.

Dari kecil Regy sudah familiar dengan kemewahan. Walau diasingkan cukup lama, tapi mereka tidak dimiskinkan. Mereka punya cukup banyak uang bahkan untuk membiayai hobi ibunya ikut lelang berlian. Sekarang di saat tahta sudah nyata berada di tangannya, Regy malah kenyang dengan semua itu.

Apalagi kekayaan tidak serta merta membawa Sora mendekat padanya.

"Pagi, Regy!"

Dua minggu setelah nama keluarganya terungkap, di ruang VIP sebuah driving range golf yang terletak di seputaran daerah Bintaro, seorang pria menghampiri Regy. Pria itu mungkin hanya beberapa tahun lebih muda dari ibunya. Dia berpenampilan santai memakai kaos berkerah warna hitam lengan pendek dan celana panjang kain warna coklat. Tubuhnya lebih pendek dan berisi dari Regy. Rambutnya sedikit botak di bagian depan.

Namanya Palguna Dewantara dan semua orang di bursa efek tahu siapa dia.

"Pagi, Om Guna." Regy bangkit dari duduknya di belakang meja membalas jabatan tangan pria itu. "Sarapan, Om." Ia menawarkan barisan hidangan sarapan ala barat yang hampir memenuhi sepertiga meja. Berbagai jenis roti lengkap dengan selai dan mentega, sosis, daging asap, telur, tumis sayuran dan jamur.

"Sudah, makasih. Tadi saya sudah sarapan sebelum ke sini." Om Guna duduk di seberang Regy, memesan secangkir kopi pada pelayan yang ditugaskan khusus untuk ruangan itu.

Regy menyingkirkan piring kosong dengan beberapa batang brokoli yang ia sisakan. Kemudian ia mengambil teko bening berisi air mineral dan menuang untuk gelasnya sendiri.

"Maaf ya, Om, jadi repot-repot ke sini."

Akhirnya Regy mengungkapkan ketidakenakan hatinya. Padahal dia bilang pada ibunya cuma minta dicarikan financial planner, tapi Dahlia malah menelepon Direktur Operasional Intara Sekuritas—salah satu dari tiga perusahaan sekuritas terbesar di Indonesia. Untuk hal sesederhana ini, jujur, Regy malu sampai membuat pria itu terbang dari Singapura.

"Hahaha, nggak apa-apa, Regy. Your request is indeed a very unique case. Saya jadi tertarik." Om Guna menerima kopi pesanannya, mencampur gula dan sedikit krim ke dalam kopi itu, lalu mengaduknya pelan. "Jadi, siapa namanya?"

Under My SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang