Bab 7 - Perkara Booth

49 14 0
                                    

"Capeeek! Mending suruh gue push up seratus kali deh!" Sora mengeluh dalam posisi berbaring di atas karpet booth ekskul anggar yang setelah 2 jam belum jadi-jadi juga.

Ternyata bikin booth itu susah. Panitia hanya menyiapkan partisi kosong, satu karpet dan satu meja. Sisanya harus mereka kerjakan sendiri! Ya dekor, ya instalasi listrik, ya brosur! Sora ingin undur diri tapi takut disikat Myra.

"Belum jadi juga?" Sarah, wakil Regy di kepanitiaan penyambutan murid baru, melengking terkejut dengan progres pembangunan booth anggar yang seperti siput. "Udah doping 5 gelas bubble tea lho!" Ia menghitung jumlah gelas kosong di meja.

"Ampun, Ci Sar!" Myra ikut merosot di atas karpet meminta pengampunan Sarah.

"Kerjain dulu. Nanti kalau udah deket jam 5 belum selesai juga, aku pinjemin cowok-cowok ekskul Teater buat bantuin."

"Kenapa nggak sekarang aja?"

Sarah melotot tapi matanya tetap kecil. "Ya mereka ngerjain booth mereka dululah! Kecuali kalian rekrut mereka masuk ekskul anggar!"

Sora tersenyum kecut. Pandangannya mengikuti Sarah sampai menghilang di dekat panggung. Sarah itu badannya doang kecil, tapi suaranya lantang dan galak. Sepertinya Regy sengaja menarik Sarah sebagai wakilnya agar ada yang menyalak memarahi mereka semua.

"Ayo, semangat!" Regy mampir meletakkan segelas bubble tea lagi di barisan gelas kosong Sora. Bibirnya terkulum geli melihat Sora terkapar tak berdaya.

"Jangan dicekokin bubble tea lagi dong! Nanti kalau sugar rush gimana? Mending bantuin kita, sini!"

Regy paling lemah kalau Sora sudah merajuk. Tapi situasi saat itu belum memungkinkan untuk mengabulkan pinta gadis itu. "Nanti ya, kalau semua task list gue udah kelar semua, gue bantuin. Janji!"

Sora sangat mengerti kalau Regy sangat sibuk dan tak masalah kalau cowok itu tak bisa membantu. Namun, memergoki Regy beberapa kali melemparkan tatapan cemas ke arahnya, Sora takut kalau Regy suatu saat akan meninggalkan task list-nya hanya demi Sora. Jadi, Sora langsung berpura-pura sibuk.

"Gue coba pasang papan nama booth sendiri dululah," gumam Sora menakar pekerjaan yang paling mungkin ia lakukan sendiri.

***

"SORA! 'RANGGA' SIAPA DAH?"

Sora balas mengedik linglung pada Myra. "Rangga?"

"ITU! LIHAT PAPAN NAMA LO!"

"Mak—!"

Mata Sora nyaris copot mendapati papan nama booth yang ia pasang barusan bertuliskan "RANGGA" alih-alih ANGGAR. Sontak hal itu menjadi bahan tertawaan semua orang yang ada di sekitar booth mereka. Bahkan Sora dan Myra juga ikut terpingkal menertawai diri mereka sendiri.

"Myra, gue lelah!" Sora menyisipkan tangis dalam tawanya.

"Sama! Gue juga!" balas Myra meringis.

Kegaduhan itu membuat banyak orang mampir dan mereka semua meledak dalam tawa menyaksikan buah dari kebodohan Sora.

"Hayo lho! Ngaku lo, Sora! Rangga siapa?" ledek Sarah.

"Ada Apa Dengan Cinta—KAGA TAU GUE, CI! Wangsit nama pacar gue berikutnya kali!" Sora asal ceplos.

"Ini nih sebenarnya ekskul khusus buat orang-orang yang namanya Rangga," Myra malah memperburuk lelucon mereka.

Dari balik punggung Sarah, Regy ikut tertawa walau tidak selantang yang lain. Dengan sebuah tarikan napas panjang, cowok itu menyudahi tawanya. "Udah jam 5.30 nih. Yuk, semua ambil konsumsi dulu di ruang OSIS! Nanti diberesin lagi habis makan." Regy membubarkan kerumunan, memberikan Sora kesempatan untuk mengatur napasnya yang sesak akibat terlalu banyak tertawa.

Under My SkyWhere stories live. Discover now