Bab 27 - Debat Kandidat

48 13 4
                                    

"Kylo gila ya?"

"Ganti proker sih, ganti proker. Tapi ini—"

"Udah last minute, sinting pula programnya!"

Sora memperdengarkan kekacauan di group call mereka pada Kylo di ruang makan melalui loud speaker. Kemarin, h-1 debat kandidat, Kylo tiba-tiba mengumumkan satu program tambahan yang mengguncang dunia pemilihan. Belum ada satu pun kandidat Ketua OSIS di Orion League yang pernah mengajukan program kerja dengan kenekadan level ini.

Orion Olympics atau Olimpiade Orion.

Sebuah perhelatan olahraga dan seni yang tidak hanya diikuti tapi juga diselenggarakan bersama seluruh sekolah-sekolah Orion League. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah mempererat persaudaraan antar sekolah-sekolah Orion League. Yang disangsikan semua orang bukan masalah skalanya, tapi bagaimana Kylo mengetuk semua pintu untuk bisa menyatukan para Titan Orion League dengan kepentingan dan egonya masing-masing.

Lagipula saat ini sekolah-sekolah tersebut sudah menyelenggarakan liga olahraga mereka sendiri tapi cabang tunggal yang biasanya sekolah tersebut unggulkan. Misalnya Azzura Phi dan Gamma punya Azzura Cup untuk bulu tangkis. Eleta Nui punya Eleta Cup untuk tenis. Begitu pula dengan Navia yang punya Navia Groove untuk dance dan NBC (Navia Basketball Cup) untuk basket.

Sekarang Kylo mau menyatukan semuanya di bawah satu event? Itu sama saja seperti mencoba menggoyang status quo!

"Tsk! Kalian sendiri yang bilang gue harus punya program yang menarik! Gimana sih?" jawab Kylo kesal sambil membongkar dasinya dan menyimpul ulang untuk ketiga kalinya.

"Semangat, Ky. Gue yakin lo bisa."

Satu-satunya kalimat motivasi itu datang dari Fael, si anak baik. Tapi si anak nakal Regy langsung membuyarkan segalanya.

"Ini kalau beneran, emang menurut lo bakal jadi kerjaan siapa?"

"Sh*t."

Fael lupa mematikan mikrofonnya, kelepasan mengumpat. Umpatannya malah mengundang tawa semua peserta group call itu. Sangat langka mendengar Fael mengumpat. Biasanya Fael lebih memilih untuk diam daripada berkata kasar.

Regy benar. Kemungkinan besar Kylo akan menaruh Fael sebagai project manager-nya. Dia perlu orang yang dipercaya dan pekerja keras untuk mewujudkan visinya. Apalagi tahun lalu NBC sukses di tangan Fael.

Daripada Fael tambah stres dan mengumpat lebih kasar, mereka pun menyudahi panggilan. Sora kembali pada telur rebus dan roti panggangnya. Padahal dia tidak mengatakan sepatah kata pun sejak awal group call tadi, tapi Kylo memicing menatapnya penuh curiga.

"Lo juga berpikir gue nggak akan berhasil?"

"Hue hak haha hohong haha-haha hoo (gue nggak ada ngomong apa-apa lho)!" Sora menangkis tuduhan Kylo dengan mulut penuh roti.

"Telen dulu rotimu, baru ngomong!" Vira melewati belakang kursi Sora, menuju dapur untuk membuat set sarapannya sendiri. Omelet, roti, dan alpukat.

Baru setengah jalan mengocok telur di mangkok, Vira menyadari ada yang salah dengan simpul dasi Kylo. Untuk keempat kalinya dasi Kylo dibongkar. Namun kali ini dengan bantuan Vira, dasi itu tersimpul rapi dalam sekali percobaan.

"Nervous banget ya?" Vira menatap kedua mata anak bungsunya dalam-dalam. Sebagai ibunya, Vira tahu apa yang ia temukan di balik tatapan itu. Gundah, resah, dan takut.

Jakun Kylo berkedut, jadi ingat rasa groginya. Padahal semalam dia sudah coba bermeditasi agar lebih tenang.

"Debat kan keahlianmu."

Under My SkyWhere stories live. Discover now