Bab 26 - Fatherless

52 12 4
                                    

"Lo sempet ketemu Dendra?"

Sora menghampiri Kylo di ruang tamu. Rautnya penasaran tapi dipaksa tenang. Pertemuan itu sudah terjadi beberapa hari yang lalu tapi Sora mungkin lupa bertanya.

"Iya."

"Ngapain?"

"Diskusi."

"Soal apa?"

"Kenapa emangnya?"

Sadar Kylo coba memancingnya, Sora langsung bungkam tak membahas soal Dendra lagi.

Sora ke dapur mengambil popcorn dari dalam microwave. Wangi mentega semerbak memenuhi ruangan ketika pintu microwave dibuka. Mangkok yang Sora ambil tidak muat menampung semua popcorn, maka ia pun menggantinya.

Baru setengah jalan Sora membawa popcorn itu ke ruang tamu, pintu dibuka dan Vira masuk  bersenandung. "Just submitted my divorce paper!" Lalu meletakkan tas tangan merek Tory Burch-nya di atas meja makan.

"Uhhh...congrats?" Kylo bingung harus merespon apa.

Sora cuma diam memandang bergantian ibu dan adiknya.

"Oh, popcorn!" Mata Vira menangkap apa yang Sora bawa dan mengambilnya sedikit.

"Are you okay?" Akhirnya Sora menyuarakan kekhawatirannya.

"Mm—hmm!" Satu kali lagi menjumput popcorn Sora sebelum Vira lanjut berkata, "I feel much better when I found out that he's broke and can't even afford his mistress' obgyn bills!"

Tawa sinis memenuhi ruangan. Namun baik Sora maupun Kylo tak merasa mereka perlu ikut tertawa.

***

Sora dan Viktor—ayahnya—tidak begitu dekat. Viktor bekerja di perusahaan perminyakan di Balikpapan, pulang ke rumah cuma dua minggu sekali. Itu pun dari seminggu cuti yang diterima, Putro hanya pulang sehari-dua hari.

Sekarang mereka tahu kenapa.

Secara tersirat kasih sayang Viktor berat sebelah pada Kylo dan Sora tahu itu. Sebagai pria yang berasal dari latar belakang keluarga yang tidak mampu, Viktor selalu menjunjung tinggi prestasi akademik. Pemikirannya klasik, bahwa sekolah dan nilai bagus menjamin kehidupan yang layak. Dia sering membanggakan dirinya sendiri—berangkat dari nol, belajar keras, masuk ke universitas top sampai bekerja di salah satu sektor industri dengan gaji tertinggi.

Setelah memahami prinsip ayahnya, Sora berhenti berusaha mendapat pengakuan pria itu untuk prestasi anggarnya. Setinggi apa pun tingkat kejuaraan yang Sora menangkan, Putro tetap hanya akan memandangnya sebelah mata.

Tidak hanya soal anggar, Sora juga sering mendapat cemooh dari ayahnya sendiri tentang berbagai hal. Salah satu yang paling menyakitkan dan membuat ibunya murka sampai mengusir pria itu balik ke Balikpapan adalah perkataannya yang bilang kalau Sora masih terus bodoh dan hanya mengandalkan wajah cantiknya, pilihan karirnya cuma 2: SPG rokok atau sugar baby.

Sora tak mengerti kenapa mereka berdua memutuskan untuk menikah. Dilihat dari mana pun Vira dan Viktor tidak ada kecocokan.

Vira berasal dari keluarga berada. Kakek Sora punya perusahaan percetakan dan kebun kopi yang memasok bahan baku ke salah satu chain kedai kopi internasional terkenal.

Kalau bicara soal kepintaran, jujur, menurut Sora ibunya lebih pintar dari ayahnya. Gen itu menurun dari kakek Sora. Bayangkan saja, kakek Sora bisa dengan mudah memberangkatkan dirinya sendiri ke Inggris untuk kuliah S2 di usia 55 tahun sambil tetap menjalankan bisnisnya dari jarak jauh. Di saat kuliah itulah ia menaruh ketertarikan pada anggar dan memperkenalkannya pada Sora.

Under My SkyWhere stories live. Discover now