Bab 68 - The First Game (flashback)

55 11 14
                                    

"WINO—!"

Sora mendekap mulut, kelepasan berteriak. Tapi teman SMP-nya terlanjur menoleh.

Pulang, sana!

Gerakan mulut dan isyarat Sora sukses terbaca oleh Wino. Dia mengangkat tangan dan berteriak di tengah-tengah pertandingan. "Time out Time out! Gue disuruh pulang sama Sora saking malu-maluinnya!"

Gerombolan X4 yang duduk di sisi utara lapangan meledak dalam tawa.

"Si Sora sampe emosi lihatnya," Sheila terpingkal, miring menyenggol lengan Sarah.

"Soalnya—"

Banyak bola-bola umpan yang sangat terlihat sangat mudah ditangkap bahkan oleh anak SD sekalipun tapi semuanya berakhir sia-sia. Malah bola basket terakhir yang dilemparkan Fandi menghantam muka Wino sampai terjungkal.

"Duduk, Sor. Sabar. Wino emang sepayah itu kalau main basket." Myra memaksa Sora duduk walau Sora masih kesal.

Memalukan. Bagaimana bisa cowok itu mempermalukan nama SMP mereka? Ya, pada tahap itu, semua orang di lapangan sudah tahu kalau Sora adalah teman SMP Wino.

"Sor, daripada kamu mangkel gara-gara Wino, mending next game ikut main."

Sarah, Ingrid, Sheila, Myra, Agnes, dan Philia menyambut ide Bu Olin dan langsung menarik Sora ke tengah-tengah mereka untuk mendiskusikan strategi pertandingan putri.

"Jangan bayangin kita sepayah cowok-cowok tadi ya," Myra memperingatkan sebelum Sora meletakkan ekspektasinya.

"Tapi mereka punya 2 anak basket, cuy," Sheila diam-diam mengawasi tim lawan yang juga mulai berkumpul.

"Cuma 2, kan?"

"Maksud lo cuma 2?" Myra mempertanyakan balik pertanyaan Ingrid.

"Mereka punya 2 anak basket tapi sisanya bukan atlet. Nah, kita semuanya atlet. Gue dance—and I can jump really high if needed. Myra baseball—"

"Retired," koreksi Myra.

"Whatever. Sheila did ballet for years. Agnes anak ekskul renang. Phili anak bulu tangkis."

"Gue bukan atlet," ucap Sarah.

"Lo tiap hari gotong karung beras ke gudang di toko engkong lo. Anggep aja bodybuilding."

"Anjay."

Sisa Sora dan semua kepala menoleh ke arahnya.

"Lo atlet juga kan? Wino yang bilang."

Astaga. Sora lupa menyinkronkan cerita dengan Wino.

Ditodong seperti itu oleh Ingrid, Sora panik. Teringat bagaimana karir anggarnya berakhir begitu saja. "Dulu..." Jawaban Sora mengambang.

"Cabang apa?" tanya Phili penasaran.

"Fencing."

"FENCING?!"

Paduan suara terkesiap mereka menarik perhatian nyaris seisi lapangan.

"Tapi jangan bilang siapa-siapa, please! Karena gue udah nggak aktif lagi—"

Tentu saja sebagai bagian dari kelas yang paling susah diatur—tidak ada yang mengidahkan permohonan Sora.

"Ini anak kayak Pokemon langka!" Sarah menunjuk jidat Sora di hadapan semua tim.

"I know the game—but I haven't seen anyone in person who practices it," Phili takjub.

"Lo pasti punya kontrol area tangan yang bagus. Cocok untuk shooter," Ingrid langsung menugaskan Sora di posisi itu.

Under My SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang