Bab 12 - Rafting

41 13 2
                                    

Sora sedang berjalan ke area sungai bersama para panitia lainnya bersiap untuk agenda rafting pagi itu saat Myra menghampiri dan menyeret Sora ke pinggir. "Lo boleh nggak jauh-jauh dari Regy?"

Kening Sora bertaut kusut. "Apaan sih?"

"Gue capek jawabin pertanyaan anak-anak kelas X yang ngira kalian pacaran."

Bola mata Sora berputar. Ini lagi, pikirnya. "Bilang aja nggak. Susah amat."

"Udeh! Tapi mereka mana percaya kalau gerak-gerik kalian macem gitu!"

"Macem apa?"

"Macem tadi pagi!"

Sora paham benar apa yang sedang Myra bicarakan. Tadi pagi Regy bolak-balik tenda Sora hanya untuk bertanya Sora sudah bangun belum. Karena tenda anak-anak perempuan berdekatan, alhasil banyak yang menyaksikan hal itu. Padahal bukan apa-apa, Regy cuma minta dimasakin ramyun karena dendam kemarin Sora membagi ramyun-nya dengan Fael!

Merasa bersalah sudah merengek pada Sora, sebagai gantinya Regy mengambilkan sarapan dari meja prasmanan untuk Sora. Ya, sebenarnya itu cuma transaksi sarapan saja. Kenapa mereka sampai heboh sih?

Oh, mungkin karena Regy membiarkan Sora bersandar di punggungnya sepanjang briefing pagi. Demi Tuhan, Sora kalau boleh memilih, dia mending kembali ke tenda untuk tidur lagi. Tapi mata CCTV Sarah selalu mengawasi setiap gerak-gerik panitia. Jadi, Sora tidak berani berkutik. Daripada dihukum push up?

"Antrian apaan nih?" tanya Sora heran melihat antrian mengular di dekat titik rafting pertama. Setelah beberapa langkah, Sora baru sadar kalau isi antrian itu anak-anak cewek kelas X.

"Pada minta dikencengin pelampungnya," Wino menjawab dingin.

"Sebanyak ini? Defect nggak tuh?" Sora khawatir. Pelampung adalah perangkat terpenting dalam rafting kali ini. Aspek keamanan dari benda itu adalah mutlak. Akan berbahaya kalau sampai kenapa-kenapa.

"Kagak!" Sheila bergabung dan mereka langsung menjadi grup rumpi. "Pelampungnya memang agak keras kalau mau dikencengin atau dikendorin. Tapi bisa kok! Mereka aja yang genit sama Fael!"

Ah... Fael toh.

Fael itu di acara glamping kali ini memang ibarat Pokemon langka. Tidak tahu bercokol di mana, tapi keberadaan Fael jarang bisa ditangkap mata manusia. Kemarin saja saat minta ramyun, semua panitia kaget melihat kemunculan cowok itu. Sampai ada yang kira dia diculik makhluk halus dan mereka hampir memanggil Pak Ustad.

Apalagi melihat Fael turun gunung membantu acara, cewek-cewek kelas X langsung pada heboh. Padahal kalau bukan karena perkara ramyun yang membuat Regy jengkel dan menugaskan Fael di agenda rafting, pemandangan ini tidak akan pernah terjadi.

"Sora."

"Y-ya?" Sora terkejut mendengar Fael tiba-tiba menyebut namanya di hadapan semua orang. Begitu juga dengan semua kepala yang ikut menoleh penasaran ke arah Sora.

Kedua mata Fael mengawasi pelampung yang Sora pakai. "Your life vest okay?"

Sora sih tidak merasa ada masalah. Tapi karena Fael tanya, dia jadi menunduk mengecek ulang pelampungnya. "O...kay... I guess?"

Walau Sora bilang oke, Fael tetap meninggalkan tempatnya berdiri untuk menghampiri Sora. Cowok itu melepas pelampung Sora dan memasangnya ulang dengan memastikan sebaik-baiknya kalau pelampung itu aman. Jidat Sora dan hidung Fael sempat nyaris bertabrakan saking dekatnya.

"Sor, lo pakai pelet apa sih? Regy, Fael, semuanya sayang sama lo!"

Sora melirik datar pada Sheila. "Ada. Tuyul gue di rumah namanya Kylo." Lalu Sora meninggalkan Myra, Wino, dan Sheila meledak dalam tawa. Memang cuma Sora yang berani mengata-ngatai anak emas kesayangan semua guru di Navia dengan sebutan tuyul.

Under My SkyWhere stories live. Discover now