70. Love and friendship

10K 1.3K 1.2K
                                    

WAJIB FOLLOW: Tialrhyu🤍 BIAR GAK KETINGGALAN INFO UPDATE!!

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #arkanindawattpad #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

Warning 17+!!
Violence, bullying, crime⚠️

Yang punya mental lemah mending skip bagian ini, supaya tidak terjadi hal yang menganggu nantinya.

Memutuskan jadi readers Arkaninda? Terima bagaimana pun alur cerita ini.

Berkomentar boleh, nuntut ini itu apalagi perkara alur? Please, it's not necessary. Thank you🤍

Yang lagi di keramaian, ke tempat yang sepi dulu yu, baca nya tenang, jangan ada orang lain🤏🏻

SPAM KOMENTAR TIAP PARAGRAF!!

"Kalo lo bukan anak Madya, lo pasti aman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalo lo bukan anak Madya, lo pasti aman. Tapi sayang lo harus jadi anak dia." Darren terkikik geli. Seolah-olah perkataannya adalah sebuah lelucon. "So, ini adalah akibat karena lo udah jadi anak Madya."

Darren mulai mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. "Bukannya nyawa harus dibalas dengan nyawa?"

Tubuh Aninda lantas menegang seketika. Sedang Darren sudah menampilkan senyuman penuh kepuasaan nya. "Saat ini juga, gue benar-benar bakal bikin hidup lo hancur, Aninda," ucapnya mengerikan.

"R-ren, tolong." Aninda menggeleng kuat. Tubuh serta bibirnya sampai bergetar. Dia sangat ketakutan. Darren sudah memegangi sebuah tambang yang sepertinya sengaja ia bawa.

"Diem." Darren menatap Aninda tajam. Lalu menarik kedua tangan gadis itu dan ia ikat ke belakang supaya Aninda tidak bisa memberontak.

"R-ren!" Sebenarnya Aninda sangat ingin melawan. Tapi tenaganya terasa sudah hilang saat ini. Bahkan hanya untuk mengeluarkan suara pun Aninda cukup sulit melakukannya.

"Darren kenapa sih.." Aninda hanya bisa melirih lemah. Kini kedua tangannya sudah diikat ke belakang.

Darren tersenyum senang. "Jangan teriak atau lo bakal nyesel."

"Lo mau apa?"

"Lo maunya diapain?"

Aninda memejamkan kedua matanya. Lelah, sungguh. "Ren, sedikit aja ... lo nggak kasian apa sama gue?"

"Nggak," jawab Darren enteng. Disusul membuka kancing baju Aninda. Hanya dua kancing teratasnya saja, tapi berhasil bikin Aninda panik.

"Ren, please!"

Arkaninda : Sacrifice (END)Where stories live. Discover now