57. Memory

10.8K 1.1K 907
                                    

FOLLOW AUTHOR Tialrhyu🤍

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #arkanindawattpad #tialrhyu, ya!❤️

Ss bagian yg kamu suka, tag aku sama rp di Instagram 😍❤️

Cek selalu spoiler next part di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

BACA BAB SEBELUMNYA!

VOTE AND KOMEN WAJIB! JANGAN SIDER SUPAYA CEPAT TEMBUS TARGET UNTUK NEXT PART YAPS!

520 VOTE + 800 KOMENTAR!
(Gapapa ya biar lama xixi)

520 VOTE + 800 KOMENTAR! (Gapapa ya biar lama xixi)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bugh!

Kurang keras.”

Bugh!

“Masih kurang.”

Bugh!

Bugh!

Bugh!

“Kok malah makin lemah?”

“Ish!” Aninda berdecak kesal. Dia benar-benar sudah lelah. Sedari tadi Afrizal terus mengajarkannya tata cara meninju. Ah, mungkin lebih tepatnya memukul. Ya, Aninda tengah dilatih memukul oleh Afrizal, dengan kedua telapak tangan cowok itu yang menjadi samsaknya.

Keringat Aninda terus bercucuran sampai membanjiri wajahnya. “Ternyata, c-capek juga ya.. jadi Ratu geng,” ceplos Aninda masih sedikit ngos-ngosan.

“Tuh liat, telapak tangan Izal jadi merah loh gara-gara Anin tonjokin terus,” ujar Aninda lagi, meraih tangan Afrizal untuk ia usap-usap telapak nya.

Afrizal terkekeh pelan. “Baru juga merah-merah, belum sampai berdarah atau patah tulang.”

“Ihhh mana tega Anin!”

“Harus tega dong,” jawab Afrizal, disusul mengusap keringat Aninda menggunakan sapu tangan. “Kamu kalo mau habisin musuh, jangan tanggung-tanggung. Jangan gak tegaan. Kalo bisa dilenyapkan kenapa enggak?”

Aninda lantas mengerjapkan kedua mata mendengarnya. Ngeri ya..

“Tanggal 17 tinggal sebentar lagi. Dan aku nggak punya banyak waktu untuk terus ngelatih kamu. Tapi aku akui, kemampuan kamu udah bagus. Aku yakin kamu bisa, Nin.”

Arkaninda : Sacrifice (END)Where stories live. Discover now