60. Tak tergenggam lagi

14.4K 1.3K 2K
                                    

WAJIB FOLLOW: Tialrhyu🤍

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #arkanindawattpad #tialrhyu, ya!❤️

Part kemarin bikin kalian tambah kecewa sama Arkan, ya?😭 Jadi, gimana nih, Arkaninda? Karam?☺️🙏🏼

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

Vote and ramein paragrafnya agy, ya, biar up nya sat set sat set😉❤️

SPAM KOMEN YANG BANYAK SAMPE 1K LAGI YU BISA YU🤣

Rintik hujan mulai turun, membasahi tubuh Aninda yang hendak masuk ke dalam mobil Afrizal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rintik hujan mulai turun, membasahi tubuh Aninda yang hendak masuk ke dalam mobil Afrizal. Tapi bukannya segera masuk karena hujan turun semakin lebat, Aninda malah menutup pintu mobil kembali, membuat Afrizal yang semula sudah duduk di kursi kemudi lantas keluar lagi.

“Kenapa gak masuk? Hujan, Anin!” peringatnya.

Aninda menggigit bibir bawahnya, gelisah. Pandangannya tertuju ke belakang, tepatnya ke arah teman-temannya yang tengah berlari sekuat tenaga, guna menghindari air hujan yang padahal sudah membasahi tubuh mereka.

Aninda tidak melihat Arkan bersama mereka. Apa cowok itu masih di makam Melody? Senyumannya tertarik sedikit.

“Masuk, Nin. Hujan!” perintah Afrizal lagi, seraya menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Aninda diam beberapa saat, sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil, diikuti Afrizal yang juga masuk setelah dirinya masuk.

Afrizal meraih handuk kecil yang kebetulan selalu ia bawa, lalu memberikannya pada Aninda, sambil berkata, “Ngapain ke luar lagi? Nungguin Arkan? Iya?!”

Aninda tak menjawab, melainkan fokus mengusap wajahnya yang basah dengan handuk. Sedang Afrizal mulai menjalankan mobilnya dengan perasaan sedikit kesal. Selalu saja, Arkan!

“Perjanjian kita tadi malam gimana?! Kamu bilang udah gak bakal peduli sama Arkan lagi? Kamu bilang kamu mau fokus sama aku?! Kamu bilang---”

“Iya, Izal, iya.” Aninda menyela perkataan Afrizal seraya menyandarkan punggungnya pada kursi mobil. “Iya, maaf,” ucapnya, tak ingin pusing.

Afrizal menghela napasnya. Mengacak-acak rambutnya yang basah, lalu memukul pelan stir mobilnya. “Kita tunangan malam ini. Gak mau tau!”

Dengan cepat Aninda menoleh, hendak protes tapi tidak jadi karena Afrizal malah menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

Membuka sabuk pengaman yang dikenakannya, kemudian Afrizal mendekati Aninda. Memojokkan tubuh gadis itu ke jendela mobil, membuat Aninda merasa was-was.

Arkaninda : Sacrifice (END)Where stories live. Discover now