55. Kangen

13.7K 1.2K 1.5K
                                    

FOLLOW AUTHOR Tialrhyu🤍

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #arkanindawattpad #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

BACA BAB SEBELUMNYA DULU⚠️

Mau capek sama konflik atau enggak, kalo kamu masih kepo dan mutusin untuk trs baca, ya votment nya jgn lupa dong! Jangan sider hiks😭❤️

400 VOTE 500 KOMENTAR NEXT PART!

“Ninda? Kamu kenapa, Sayang?” panik Prasetyo, tepat setelah pintu rumahnya ia buka menampilkan sosok Aninda yang tengah menangis

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

“Ninda? Kamu kenapa, Sayang?” panik Prasetyo, tepat setelah pintu rumahnya ia buka menampilkan sosok Aninda yang tengah menangis.

Lama tak mendapat jawaban dari putrinya, Prasetyo pun menatap Afrizal. “Kenapa?” tanyanya, meminta penjelasan.

Menghela napas pelan, kemudian Afrizal menjawab, “Tadi pas di sekolah...” Perkataan Afrizal lantas terhenti karena Aninda tiba-tiba masuk ke dalam rumah dan meninggalkan mereka begitu saja.

Prasetyo mengusap pundak Afrizal. “Kenapa?” tanyanya sekali lagi.

“Itu tadi pas mau pulang....” Afrizal diam sejenak untuk menghela napas. “Ada salah satu siswa yang tiba-tiba ngata-ngatain Anin anak pem---”

“Rizal, itu Ninda kenapa nangis-nangis gitu?” tanya Madya tiba-tiba muncul dari dalam rumah, membuat perkataan Afrizal harus terhenti lagi.

“Biasalah, Sayang. Berantem sama Izal,” ceplos Prasetyo, menjawab lebih dulu padahal Afrizal sudah membuka mulutnya.

Kening Madya berkerut. “Bener?” ujarnya, menatap Afrizal, memastikan. “Ish kamu ini! Jangan digodain dong Ninda nya! Dijagain!” peringat Madya, langsung dibalas anggukan canggung Afrizal.

“Eh, hehe iya, Tan. Maaf tadi Izal nya nggak mau ngalah,” kekeh Afrizal, ikut berbohong.

“Biasalah, Sayang. Anak muda,” timpal Prasetyo, kemudian merangkul pundak Madya. Membuat istrinya mendengus. “Gih, ke mobil duluan. Aku mau bicara sama Rizal sebentar.”

“Eh ngomong-ngomong, Tante sama Om mau ke mana emang?” tanya Afrizal, baru sadar bahwa Prasetyo dan Madya terlihat begitu rapi, seperti akan pergi.

Prasetyo yang menjawab. “Oh iya, kita mau ke rumah sakit, liat hasil Tes DNA yang waktu itu,” jelasnya.

Raut wajah Madya seketika berubah malas. “Bisa besok aja nggak Mas? Itu Ninda lagi nangis, aku---”

Arkaninda : Sacrifice (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt