45. Jangan tinggalin Arkan..

17.9K 1.1K 582
                                    

Hai🦋 

Absen siapa yang nunggu? Sebutkan tokoh di cerita Arkaninda yang mau banget kamu lenyapin😍 Siapa tau dikabulkan sama Author Hahaha!

Koreksi typo ya❤️

Tim Afrizal or Arkana?🔥

FOllow dulu : Tialrhyu👈🏻

⚠️DI PART INI BANYAK SEKALI UMPATAN, SERTA ADEGAN SEDIKIT KURANG AJAR, BIJAK YAA!⚠️

Vote dan komentar! bantu ramaikan setiap paragraf nya ya biar aku makin semangat lagi up nya😘

Vote dan komentar! bantu ramaikan setiap paragraf nya ya biar aku makin semangat lagi up nya😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku hamil, Mas." Madya menatap Prasetyo lekat. "Aku nggak mau tau kamu harus nikahin aku secepatnya. Atau aku bakal laporan ke istri kamu."

***

"M-mas, dia siapa?" Kedua kaki Ningrum langsung melemas, tepat setelah pintu rumahnya terbuka lebar, dan menampilkan sosok suaminya bersama dengan seorang wanita.

Tidak, tidak hanya berdua, karena ada seorang gadis kecil di gendongan suaminya yang Ningrum perkiraan berusia 2 tahun. Seumuran dengan anaknya.

"Ayo, Sayang." Bukannya menjawab pertanyaan Ningrum, Prasetyo malah menarik tangan Madya—wanita yang datang bersamanya itu, untuk masuk ke dalam rumah mereka.

Kedua bola mata Ningrum lantas membulat dibuatnya. Dengan segera wanita itu pun menghampiri suaminya penuh emosi.

"Mereka siapa?!"

"Hei, bisa tenang?" sahut Madya tidak suka, karena Ningrum berteriak tepat di depan wajahnya.

"KAMU SIAPA?! KENAPA BISA IKUT DENGAN SUAMIKU DAN ITU ANAK SIAPA?!" bentak Ningrum, kali ini sambil menunjuk seorang anak perempuan di gendongan Prasetyo. Membuat anak itu nyaris menangis karena terkejut.

"Ningrum," Tegur Prasetyo. Lalu menyerahkan anak di gendongannya kepada Madya. "Bawa Ninda ke luar dulu, biar aku yang bicara sama Ningrum."

***

Aninda menggelengkan kepalanya tak percaya setelah mendengar sebuah kisah yang baru saja papanya ceritakan. Air mata gadis itu sudah deras bercucuran tidak bisa berhenti sedari tadi.

Di sampingnya ada Madya, mamanya itu nampak ikut menangis seraya mengusap lembut bahu Aninda. Sedang Prasetyo duduk di sopa lain tepat di depannya.

Arkaninda : Sacrifice (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang