63. Anak pembunuh!

11.6K 1.2K 1.3K
                                    

WAJIB FOLLOW: Tialrhyu🤍

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #arkanindawattpad #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️

SPAM KOMEN SAMPE 1K!

Arkan memberikan satu tusuk sosis bakar kepada Aninda, yang tengah berdiri memandang air laut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arkan memberikan satu tusuk sosis bakar kepada Aninda, yang tengah berdiri memandang air laut. Sosis tersebut ia beli dari salah satu penjual di pinggir pantai. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, tapi masih belum ada tanda-tanda mereka akan pulang.

Sebenarnya Arkan sempat mengajak Aninda pulang, tapi gadis itu kekeh menolak entah karena apa. Tentu saja Arkan tidak bisa memaksanya. Toh, tidak masalah juga untuk Arkan mau pulang se larut apa pun, dia sudah biasa.

Tapi yang Arkan pikirkan di sini bukanlah dirinya, melainkan Aninda. Arkan takut orangtua gadis itu khawatir. Apalagi Madya, ibu nya yang selalu posesif itu.

"Minum?" Arkan memberikan pop ice coklat pada Aninda yang juga sengaja dia beli. Gadis itu lantas menerimanya tanpa banyak omong.

"Lapar, hm?" tanya Arkan, mengusap sudut bibir Aninda yang terdapat noda saus dari sosis bakar yang dimakannya. "Pelan-pelan, jangan belepotan."

Aninda berdeham. Gadis itu salah tingkah. Sedang Arkan tertawa kecil. Rindu sekali rasanya dengan momen seperti ini.

"Kita harus pulang, ini udah malam. Pasti orangtua kamu khawatir."

"Gue nggak mau pulang." Aninda membalas. Kepalanya menunduk. Hatinya kembali tergores. Ia benci ibu kandungnya sendiri. Aninda malas melihat wajah wanita itu. Pembunuh. Jahat.

"Lagi ada masalah di rumah, ya?" tebak Arkan. Dibalas anggukan Aninda.

"Mau cerita?"

"Mau nanya." Gadis itu menatap Arkan.

"Nanya apa?"

"S-soal Darren."

Kening Arkan berkerut. "Kenapa dia? Kamu dijahatin lagi?"

"Enggak," balas Aninda. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, bingung harus bercerita dari mana dulu.

"Kenapa? Bilang aja," ucap Arkan.

"M-margantara nama ayah nya Darren, 'kan?"

Arkaninda : Sacrifice (END)Where stories live. Discover now