Mahogra series-1, Roman - Teenfic [17+] THERE ARE RUDE WORDS AND SCENES OF VIOLENCE❗
Bagi seorang Aninda, tak ada yang lebih menarik dari seorang Arkana. Si ketua geng paling memesona yang selalu berhasil membuatnya jatuh cinta di setiap harinya. Ta...
Bantu promosikan cerita ini ke teman-teman kalian juga dong! Biar makin banyak yg baca terus Author jadi semangat untuk up nya🔥❤️
spoiler, info dan apa pun terkait cerita ini bisa ditemukan di Instagram: @tialrhyu & @wp.tialrhyu, tiktok @anindagabriella & @wattpadtiaa. THANK YOU💗🌷
MAHOGRA SERIES 1, ARKANINDA : SACRIFICE.
VOTE AND COMMENT 🤍✨
Ada yang sudah OVT karena part sebelumnya? Santai ya guys😋
Kita main-main bentar awowkwowkwkwk
Sudah kubilang konfliknya berat. Makanya jangan digendong!
Tim masih sekolah? Kuliah? Atau udah kerja?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"I am sorry, Ar. Tadi sempat kaget, nama kamu mengingatkan saya kepada seseorang," ujarnya jujur.
Aninda maupun Arkan langsung mengerutkan keningnya.
"Who?" tanya Aninda, penasaran.
Prasetyo tersenyum lagi. "My best friend. Dia memiliki seorang anak bernama Arkan. Dia dekat sama Papa, sangat. Sampai anaknya berumur dua tahun. Tapi setelah itu, dia pindah rumah dan hilang tanpa kabar. Sampai sekarang."
Arkan bungkam sejenak. Apakah yang di maksud adalah Bundanya?
"Arkan, boleh saya tau nama ibumu?"
"Bunda?" tanya Arkan.
"Bunda?" ulang Prasetyo. Kemudian tersenyum tipis. "Anak sahabatku juga memanggilnya Bunda."
"Papa?"
Setyo yang semula tengah membaca koran di sopa lantas menghentikan aktivitasnya karena Aninda datang menghampirinya.
"Eh, Cantik? Kenapa belum tidur, hm?" Setyo langsung meraih tangan Aninda agar duduk di sampingnya. Membuat gadis itu tersenyum dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang papanya itu. Memang sedekat itu mereka.
Setyo mengusap pundak Aninda. "Lihat udah jam sepuluh. Kenapa belum tidur? Besok sekolah, 'kan?"
Aninda mengangguk. Lalu melepaskan pelukannya dan duduk tegak menghadap papanya. "Ninda nggak bisa tidur."
