44. Berakhir?

16.4K 1.2K 532
                                    

Enakan update siang atau malam sih?

Udah pada tidur?

Kangen nulis adegan baper, tapi Arkan-nya brengsek terus😔

Typo tandai yups!

JANGAN LUPA VOTE DULU! SPAM KOMENTARNYA SETIAP PARAGRAF YA BIAR UPDATE CEPAT!

POKOKNYA VOTMENT LEBIH DARI BAB SEBELUMNYA BARU NEXT PART!!

"Aninda mana?!" tanya Arkan, setelah sampai di hadapan teman-temannya

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

"Aninda mana?!" tanya Arkan, setelah sampai di hadapan teman-temannya.

"Loh?" Paula langsung celingukan ke sekitar. "Tadi ada di sini ... kok? Ilang?! ANIN DICURI!!”

Arkan berdecak kesal. "Dibilang suruh nunggu juga!" omelnya, lalu mengeluarkan ponsel, hendak menghubungi gadis itu.

"Kenzie kok juga nggak ada sih? Ken ke mana?" tanya Ghea, ikutan bingung setelah sadar sosok pacarnya itu tidak ada.

"Lah iya anjir! Si Ken mana woi?!" pekik Yogi, ikut-ikutan. “Innalillahi!”

Abiyan mendengus. "Nanti juga balik kali, tungguin aja," ujarnya.

Kening Arkan berkerut. Satu pesan baru saja masuk ke ponselnya. Darren?

"Udah nyerahin nyawa ni anak?" Arkan terkekeh, lanjut membuka sebuah pesan yang Darren kirimkan. Sampai akhirnya kedua matanya langsung membulat, berbarengan dengan tangannya yang meremas kuat ponselnya.

"APA INI ANJING?!"

"Apa, bos?" Yogi terkaget mendengar pekikan Arkan setelah melihat ponselnya.

Arkan mendengus kasar, dan bukannya menyahuti perkataan Yogi, cowok itu malah pergi begitu saja dengan raut wajah yang tidak bersahabat. Membuat teman-temannya kebingungan.

"Teman lo kenapa sih? Nggak jelas banget hidupnya!" ucap Calista, mencibir Arkan ke Abiyan.

Entahlah, memang benci banget rasanya Calista kepada Arkan.

"Susul ayo," ajak Yogi, penasaran.

•••

"Sekarang hapus air mata lo, biar nanti gue ngomong banyak sama Arkan. Gue janji bakal ceramahin dia. Biar bisa lebih tegas lagi," kata Kenzie, seraya menatap lekat manik mata Aninda, dan mengusap pipi gadis itu dengan kedua tangannya.

Aninda mengangguk pelan. "Gue pikir playboy kayak lo nggak bakal sebijak ini," candanya.

"Hih, jangan sembarangan lo Nin. Gini-gini juga, gue nggak sebrengsek Arkan loh, tapi gue itu idama--"

"PENGKHIANAT!"

Bugh!

Arkan tiba-tiba menarik kasar kerah baju Kenzie bagian belakang, lalu menendang kasar tubuh cowok itu sampai tersungkur ke tanah, membuat semua orang yang ada di sekitar lantas menoleh terkejut.

Arkaninda : Sacrifice (END)Where stories live. Discover now