34. Si Pengusik

10.6K 806 145
                                    

VOTE NYA INI KENAPA? HARUS BANYAKIN LAGI, AHH😤

[Part ini lumayan aksjskaksksk, mohon hati-hati]

Tandai typo gengs(◕દ◕)

Tandai typo gengs(◕દ◕)

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

__________

"Papa?" tanya Arkan, setelah Aninda menutup teleponnya.

Gadis itu mengangguk. "Pamit ke Jepang lagi," jawabnya lesu. Lalu menyandarkan kepala pada dada bidang Arkan, membuat cowok itu lantas mengusap rambutnya lembut.

"Emang udah biasa ditinggal?" tanya Arkan lagi, penasaran.

"Iya, ngurus kerjaan papa yang di sana," jawab Aninda.

"Di rumah sama siapa?"

"Ada Bi Wati."

Arkan manggut-manggut. Lalu menciumi kepala Aninda beberapa kali. "Nin," panggilnya kemudian.

"Hm?" Gadis itu hanya bergumam, seraya mulai memejamkan matanya di pelukan Arkan. Kenapa rasanya sangat nyaman? Aninda sampai mengantuk dibuatnya.

"Tadi Melody bilang ...." Arkan menggigit bibir bawahnya. Agak sedikit ragu untuk menceritakan ini. Takut-takut akan membuat Aninda marah lagi.

"Anin," panggil Arkan, karena ternyata tak ada sahutan apa-apa dari gadis di pelukannya itu. Dan saat Arkan periksa, ternyata Aninda-nya sudah tertidur nyenyak.

"Ck," decak Arkan pelan, disusul menggelengkan kepalanya. "Pasti kecapekan karena marah-marah terus."

Ting!

Tiba-tiba ponsel Arkan berbunyi. Membuat cowok itu lantas meraihnya dari saku celana. Satu buah pesan baru saja masuk. Arkan segera mengeceknya.

Abi

Dimana?

Rooftop

Gue sama anak2 bolos, terjadi sesuatu di markas.

Kening Arkan langsung berkerut membacanya.

Knp bi?

Lagi sm cewek lu?

Hm
Perlu ke markas?

G ush, bisa gue handel
Aman

Kabari gue kalo ada apa2

Arkaninda : Sacrifice (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat