59. Selamat Jalan, Melody

13.4K 1.3K 1.3K
                                    

FOLLOW AUTHOR Tialrhyu🤍

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #arkanindawattpad #tialrhyu, ya!❤️

Ada sedikit revisi di part ini dan part sebelumnya. Bukan di bagian alur, jadi tidak masalah jika tidak membaca ulang⚠️

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

VOTE AND KOMENTAR KALIAN BERARTI BANGET! RAMEIN PARAGRAF NYA YUPSS❤️❤️

Aku pikir judulnya sudah cukup spoiler🤔

Tandai typo!

Arkan dan Aninda melangkah memasuki ruangan IGD

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Arkan dan Aninda melangkah memasuki ruangan IGD. Gadis itu ada di sana. Berbaring lemah di atas brankar nya, dengan dua orang suster yang menemani. Hati Aninda mencelos melihat kondisi Melody saat ini. Gadis itu terlihat begitu mengkhawatirkan.

Genggaman tangan Arkan tiba-tiba mengerat pada tangan Aninda. Aninda bisa merasakan tangan cowok itu panas dingin.

Sadar ada seseorang yang mendekat, perlahan kepala Melody tergerak untuk menoleh."A-arkan," lirih gadis itu, menyebut nama Arkan susah payah.

Arkan berusaha menampilkan senyumannya di tengah-tengah kesesakan hatinya. "Iya?" jawabnya, berdiri di sisi brankar bersama Aninda.

"Lo harus kuat, Mel." Arkan berkata, disusul melepaskan tangan Aninda yang semula ia genggam, karena beralih mengusap kepala Melody lembut. Tanpa sadar, hal tersebut berhasil menyakiti hati Aninda. Sepele, sih, tapi ....

Melody tersenyum getir. Kepalanya menggeleng pelan, lalu air matanya menetes. "S-sakit banget, Ar. G-gue enggak kuat."

"Enggak, lo pasti bisa. Lo nggak mungkin kan ninggalin gue untuk yang kedua kalinya?"

Deg.

Jantung Aninda berdetak kencang mendengar perkataan Arkan yang seperti memiliki arti yang begitu dalam.

"Bertahan, Mel. Jangan bikin usaha gue selama ini sia-sia. Gue selalu nemenin lo, lo juga bilang kan, kalo gue yang nemenin lo bakal sembuh?"

"Maaf, Mel." Arkan meraih kedua tangan Melody untuk ia genggam erat, seolah memberi kekuatan. "Tapi tolong jangan bikin gue ngerasa gagal bantu lo buat sembuh, Mel."

"Ar." Melody menarik napasnya dalam-dalam, lalu memejamkan mata sejenak sebelum kembali berkata, "L-lo nggak pernah... gagal. Lo selalu berhasil, jadi orang yang paling... peduli. Lo, selalu berhasil bikin gue tergila-gila."

Tiba-tiba rasa nyeri menyerang kepala Melody, membuat gadis itu refleks meringis, menyentuh kepalanya sendiri.

"Mel?"

Arkaninda : Sacrifice (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin