9. Rasa yang semakin nyata

14.4K 1.3K 43
                                    

FOLLOW AUTHOR : Tialrhyu🤍🤍

Bantu promosikan cerita ini ke teman-teman kalian juga dong! Biar makin banyak yg baca terus Author jadi semangat untuk up nya🔥❤️

spoiler, info dan apa pun terkait cerita ini bisa ditemukan di Instagram: @tialrhyu & @wp.tialrhyu, tiktok @anindagabriella & @wattpadtiaa. THANK YOU💗🌷

MAHOGRA SERIES 1,
ARKANINDA : SACRIFICE.

VOTE AND COMMENT 🤍

"Woi!" Arkan langsung menghampiri Aninda dan mengecek kondisi gadis itu yang malah tergeletak di jalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Woi!" Arkan langsung menghampiri Aninda dan mengecek kondisi gadis itu yang malah tergeletak di jalanan. Aninda pingsan.

"Nin," panggil Arkan. Lanjut membawa kepala Aninda ke pahanya. "Ck!" Cowok itu berdecak. Aninda benar-benar menyusahkan pake pingsan segala!

Tak ingin pusing di pinggiran jalan, akhirnya Arkan langsung mengangkat tubuh gadis itu ala bridal style dan membawanya pergi dari sana. Tidak, Arkan tidak akan kembali ke sekolah walau keadaannya sedarurat ini. Bahaya, dia malas meladeni amukan Pak Sunardi.

Napas Arkan berhembus lega kala ia melihat salah satu warung di pinggiran jalan. Dan karena tidak ada pilihan lain lagi, cowok itu pun ke sana.

"Bu, minta tolong, Bu!" panggil Arkan kepada seorang wanita paruh baya yang ada di sana, yang ia yakini adalah sang pemilik dari warung tersebut.

"MasyaAllah! Kenapa ini, teh, A?" Ibu pemilik warung itu akhirnya menghampiri Arkan, dan terkejut kala melihat Arkan yang tengah membawa Aninda dengan kondisi tak sadarkan diri.

"Coba ditidurin sini dulu aja, A, si Neng-nya." Kemudian dia menyuruh Arkan untuk menidurkan Aninda di kursi panjang dari kayu yang kebetulan ada di depan warung. Tentunya langsung Arkan turuti.

"Si Neng-nya kenapa nggak sadar gitu?" Si Ibu bertanya lagi. "Dari SMA yang ada di depan, kah? SMA apa, ya, aduh, saya lupa namanya! Kenapa malah dibawa ke sini atuh?"

Arkan memijat pelipis bingung harus menjawab apa. "Iya, Bu, dari SMA Rajawali. Panjang ceritanya, Bu. Ngomong-ngomong, Ibu ada kayu putih? Boleh saya minta?" balas Arkan.

"Oh, ada. Sebentar, biar saya ambilkan," jawab Ibu pemilik warung itu, kemudian berlalu dari hadapan Arkan.

Arkan kembali menghela napasnya. Mendudukkan diri tepat di samping tubuh Aninda yang masih belum tersadar, kemudian dia mendengus pelan, kala menemukan segaris luka di kening serta hidung gadis itu. Sepertinya terluka karena terjatuh tadi.

Arkaninda : Sacrifice (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang