46. Pelampiasan

14.8K 1.1K 628
                                    

HAI! ABSEN SIAPA YANG NUNGGU?

Sudah siap membaca bagian ini? Jangan lupa siapkan hatinya yyaa!

Banyak yg nyerah sama cerita ini karena konflik, ya? Hm, sayang bgt, kisah indah akan terlewat begitu sja:(

Baru awal padahal. TIM LANJUT BACA MANA?! Tunjukkan diri kalian biar aku SEMANGAT lanjutin cerita ini!!!

Bantu koreksi typo❤️

Jangan lupa follow akun author terlebih dahulu Tialrhyu👈🏻

VOTE DAN SPAM KOMENTAR SETIAP PARAGRAF JANGAN DIBIARKAN SEPI, NANTI AKU LAMA UP LAGI:(

"Ada apa sih rame-rame?" heran Aninda kala dirinya memasuki area kantin yang benar-benar ricuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ada apa sih rame-rame?" heran Aninda kala dirinya memasuki area kantin yang benar-benar ricuh.

"Ada yang berantem kayaknya," jawab Ghea, menebak.

Calista menggeleng. "Mereka lagi biangnya."

"Siapa?" tanya Paula.

"Mahogra," decih Calista. Lalu melangkah lebih dulu menerobos kerumunan yang langsung diikuti oleh ketiga sahabatnya.

Aninda mengerutkan keningnya. Dan tepat setelah ia berhasil menerobos keramaian untuk melihat penyebab kericuhan tersebut, dia melihat Arkan.

"Loh itu Abiyan tangannya berdarah kenapa?!" pekik Paula, terkejut langsung menutupi mulutnya.

"Kenapa sih mereka?" Ghea menyenggol salah satu siswi yang kebetulan ada di sampingnya.

Lantas siswi itu pun menoleh. "Tadi si Arkan mau bunuh Darren, sumpah ngeri banget. Tapi pisaunya malah direbut sama Abiyan jadi dia yang terluka. Serem sih mereka."

Mulut Paula langsung terbuka lebar mendengarnya. "MEMBUNUH?!"

Melihat anggukan siswi itu, Aninda pun lantas memijat pelipisnya. "Arkana Mahesa Putra, sumpah lo, ya."

"Dengar-dengar si Darren suka ganguin Aninda ya?" Lalu siswi itu melirik Aninda. "Benar, Nin? Soalnya Arkan sampe marah besar gara-gara itu."

"Apa?" sahut Aninda. "Gara-gara gue?"

"Iya, tadi gue sempet denger, mereka berdua adu mulut gitu, bawa-bawa lo."

"Ck," decak Aninda. Lalu menghampiri Arkan tanpa banyak omong. Membuat fokus semua orang langsung teralih ke arahnya.

"ARKAN!"

Arkan yang semula panik melihat darah segar yang terus bercucuran dari tangan Abiyan langsung menoleh, kala suara Aninda terdengar.

Terlihat gadis itu menghampirinya dengan tatapan super tajam. Arkan sontak meringis sebentar. Dapat ditebak bahwa gadis itu pasti akan marah besar.

"A-anin—"

Arkaninda : Sacrifice (END)Where stories live. Discover now