42. Terungkap

13.5K 1.1K 369
                                    

Kalian pernah ada di fase mau ilang aja gak dari bumi? Aku sekarang lagi gitu ges..

Tapi aku ttep gabisa menghilang. Soalnya aku bukan cowok, yg abis ngebaperin bisa ilang, hehehe🙏🏻

Bacaa doang gak komen sama vote, lemah😏 FAGH HU🖕🏻

👉🏻Tialrhyu👈🏻 FOLLOW AUTHOR!

Ada typo, tandai ya. Biar bisa langsung saya revisi💖

VOTE + KOMEN LEBIH DARI BAB SEBELUMNYA NEXT PART!! SO, WAJIB DI RAMAIKAN, YA😘

S P A M K O M E N T A R ! ! !

S P A M K O M E N T A R ! ! !

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"N-ningrum?" sebut Prasetyo.

Arkan, Aninda, maupun yang lain lantas menatap ke arah Ningrum dan Prasetyo bergantian. Ekspresi bingung terpampang jelas dari wajah mereka.

"Mama?" Aninda menghampiri Madya, membuat wanita itu yang semula memegangi tangan Prasetyo lantas berpindah jadi memegangi tangan Aninda. "Mama kenapa?"

"A-arkan." Dengan sekali hentakan, Ningrum langsung meraih tangan Arkan, sampai cowok itu tersentak seketika.

"Kenapa Bunda?"

"Kita pergi!" sahut Ningrum, disusul menarik tangan Arkan tanpa persetujuan. Seolah baru tersadar sudah meninggalkan putrinya- Viola, Ningrum pun segera balik lagi.

"Ayo Vio!" ajak Ningrum, menarik tangan Viola yang tengah melamun. Hingga berakhirlah Arkan dan Viola ditarik paksa oleh Ningrum dan meninggalkan semua orang di sana.

Terutama, Prasetyo.

"A-aninda kamu kenal dia?" Madya bertanya kepada putrinya.

"D-dia Arkan, Ma."

"Terus wanita tadi?!" tanya Madya tiba-tiba membentak. Berhasil mengejutkan Aninda, juga yang lain. "JAWAB NINDA!"

"I-itu bundanya Arkan!"

Deg. Tubuh Madya langsung melemas seketika. Rasanya dia sampai akan jatuh kalau saja Aninda tidak memegangi tangannya.

"Y-yang tadi bunda nya Arkan, Ninda?" Prasetyo ikut bertanya. Pandangannya menatap kosong ke depan. Seolah tengah berpikir keras.

Aninda mengangguk. "Iya. Yang tadi Arkan, dan bundanya. Kenapa sih, Ma? Pa?!"

"Arkan," gumam Prasetyo. Kemudian dengan gerakan cepat pria itu langsung berlari menyusul Arkan maupun Ningrum yang mungkin masih belum pergi jauh.

"Mas!" Madya memanggil suaminya. Tapi tak di dengarkan sama sekali, sampai akhirnya wanita itu pun ikut lari menyusul.

Aninda membuka sedikit mulutnya nampak bingung. Tapi karena tak ingin pusing, gadis itu pun ikut mengejar.

Arkaninda : Sacrifice (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora