51. I Love You, Aninda

16K 1.2K 555
                                    

FOLLOW AUTHOR Tialrhyu🤍🤍

Bantu promosikan cerita ini ke teman-teman kalian juga dong! Biar makin banyak yg baca terus Author jadi semangat untuk up nya🔥❤️

Cek selalu spoiler next part di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

Part ini lumayan.. anu🙏🏻

Semangat ya ges bacanya ☺️❤️ Jangan lupa selalu berdoa di sepertiga malam supaya Arkan cepat tobat😔

JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF JANGAN DIBIARKAN SEPI YAAA!

JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF JANGAN DIBIARKAN SEPI YAAA!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ramein agy paragraf nya ya biar cepat up😘🔥

•••

Arkan mendengus berkali-kali. Saat ini cowok itu masih menemani Melody yang sudah tertidur dengan menjadikan pahanya sebagai bantal di sopa ruang rawatnya. Sebenarnya Arkan ingin sekali meninggalkan gadis ini, tapi sayang pergerakannya selalu ketahuan.

"Baby ...." Dan lihat sekarang? Gadis itu malah membuka matanya kembali, dia tidak benar-benar tertidur rupanya.

Arkan berdecak kesal. Mengalihkan pandangannya ke samping, tapi malah membuat senyuman Melody terbit.

"Sayang," panggil Melody lagi, karena Arkan tak menyahut panggilannya.

Kesal diabaikan, Melody pun memajukan bibirnya. Tapi tidak apa-apa, Melody cantik tidak akan memarahi Arkan-nya. Melody meraih tangan Arkan tiba-tiba, membawanya untuk mengusap rambutnya lembut.

"Mel mau diusap-usap biar bobo," ucapnya manja. Membuat Arkan lantas menunduk, menatap wajah gadis itu.

"Ayo usapinn ...." rengek Melody lagi, dibalas helaan napas Arkan. Seperti biasa, cowok itu tidak berani menolak.

Arkan lantas mengusap pelan rambut Melody, membuat gadis itu mulai memejamkan kedua matanya. Tapi tidak lama, pergerakan Arkan malah terhenti.

Menarik tangannya kembali, kemudian Arkan melihat telapak tangannya yang tertempel beberapa helai rambut Melody. Hati Arkan langsung mencelos.

"R-rambut aku, emang udah mulai rontok, Ar."

Arkan bisa melihat luka di wajah gadis itu kala dia berkata demikian.

"Kepalaku makin sering pusing. Dan bukan hanya itu, tapi aku juga sering mual. Haha, pasti bentar lagi aku mati."

Melody tertawa hambar. Sebelah tangannya kemudian terangkat, mengusap lembut rahang tegas Arkan dari bawah. "Kamu tau, Ar? Salah satu alasan aku masih bertahan sampai sekarang itu karena kamu."

Arkaninda : Sacrifice (END)Where stories live. Discover now