14. Gengsi

13.5K 1.1K 69
                                    

FOLLOW AUTHOR : Tialrhyu🤍🤍

Bantu promosikan cerita ini ke teman-teman kalian juga dong! Biar makin banyak yg baca terus Author jadi semangat untuk up nya🔥❤️

spoiler, info dan apa pun terkait cerita ini bisa ditemukan di Instagram: @tialrhyu & @wp.tialrhyu, tiktok @anindagabriella & @wattpadtiaa. THANK YOU💗🌷

MAHOGRA SERIES 1,
ARKANINDA : SACRIFICE.

VOTE AND COMMENT 🤍✨

"Beneran mau, Nin?"

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Beneran mau, Nin?"

Aninda mengangguk pelan menyahuti ucapan Darren. Membuat cowok itu tersenyum kesenangan.

"Nanti malam?" tanya Aninda.

"Nanti malam? Boleh, boleh!" jawab Darren sangat semangat. "Nanti gue jemput, ya."

Aninda mengangguk lagi. "Okay."

"Kalau gitu, gue ke kelas duluan, ya. See you tonight, Darren." Setelah berkata demikian dan tanpa menunggu jawaban Darren lagi, Aninda pun langsung berlalu meninggalkan cowok itu.

Tidak tahu saja Aninda bahwa jantung Darren sedang berdisko sekarang. "Ah, akhirnyaa!" sahut Darren, kemudian pergi juga ke kelasnya, yang berlawanan arah dengan Aninda. Karena mereka memang berbeda kelas.

Aninda menghentikan langkahnya. Kembali menoleh ke belakang, dan ternyata Darren sudah hilang dari sana. Gadis itu tertawa pelan.

"Arkan, sini!" Kemudian Aninda memanggil sosok Arkan yang memang tengah bersembunyi dibalik tembok lorong sedari tadi, tentunya tanpa disadari oleh Darren. Cowok itu memang terus memperhatikan keduanya.

Arkan keluar dari persembunyiannya, berjalan menghampiri Aninda dengan rasa malas yang tidak bisa ia sembunyikan.

"Seneng banget keknya si Darren," celetuk Arkan, sambil berjalan melewati Aninda.

Aninda terkekeh pelan. Kemudian mengejar langkah kaki Arkan. "Kan emang udah dari lama Darren mau jalan sama gue. Baru kesampaian sekarang. Wajar lah dia senang."

"Baperan."

"Hei! Teman sendiri juga," ucap Aninda. Namun tak Arkan balas lagi.

"Gue mau ke kelas. Bentar lagi bel. Lo masuk kelas juga sana."

"Anterin ayo!" seru Aninda. Kemudian menarik tangan Arkan tanpa persetujuan orangnya. "Anterin Anin dulu!"

Entah kenapa Arkan pasrah. Dia pikir mau menolak juga percuma karena Aninda sudah menarik tangannya. Sehingga mampu menarik perhatian semua orang yang berada di koridor pagi ini. Dan Arkan, hanya bisa mendengus menanggapi itu.

Sampai akhirnya, bel masuk pun berbunyi. Tepat sekali setelah mereka sampai di depan kelas Aninda. Aninda melepaskan tangan Arkan dari genggamannya, kemudian tersenyum manis.

Arkaninda : Sacrifice (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant