Part 141 - Morning Sick

11.6K 1.3K 244
                                    

"Glenma, Glenma, kalau udah besal bisa sekolah sendili."

Scarlett dan Star sedang makan ditemani oleh Rose. Kedua balita itu duduk di kursi masing-masing lengkap dengan beberapa lauk di mangkok kecil dan juga nasi. Makan menggunakan sendok dan garpu, tidak lupa minum banyak.

"Iya, dong." Jawab Rose membenarkan.

"Glenma waktu sekolah perlgi sendili?" Tanya Star.

"Di anter Daddy Grandma." Kata Rose sembari tersenyum.

"Kalau Daddy?" Tanya Scarlett.

"Di anter Grandma."

Mereka sibuk cerita random. Sesekali menggoyang-goyangkan badan menikmati makanan sehat buatan Rose. Rose kadang mengambil alih pekerjaan Mauren menyiapkan makanan untuk balita-balita itu. Dia juga ingin ditemani memasak oleh Star dan Scarlett.

"Glenma punya pacal?" Tanya Star lagi.

"Punya, Grandpa dulu pacar Grandma." Jawab Rose. Kadang merasa geli ngomongin pacar, tapi kedua cucunya ingin tahu.

"Kayak Stal punya pacar Alfrezi." Star tersenyum lebar merasa bangga.

Rose meringis, dia dulu tidak mengerti pacaran di umur mereka. Rose cuma sibuk main, tapi pemalas. Semua keinginannya dituruti karena orang tuanya tidak punya waktu untuknya.

Tidak seperti si kembar. Mereka sangat rajin, bahkan ke sekolah saja tidak pernah dibangunin sampai dua kali. Malahan mereka yang paling sering bangun duluan membangunkan Alex supaya bersiap-siap sekolah.

Mereka juga sangat rajin main masak-masak. Tidak pernah menolak makan, juga tidak cengeng saat keinginannya tidak dipenuhi. Makan saja sangat mandiri tanpa perlu suap-suapan. Sering menolak saat Rose ingin menyuapi mereka.

"Mommy..." Panggil Scarlett menyapa Mauren yang baru bangun. "Pagi, Mommy."

"Pagi, Mommy. Mommy bangun..." Star menambahkan.

"Pagi, sayang." Jawab Mauren dengan senyum tipis. Mengecup kedua putrinya dengan sayang.

"Mommy yuk makan. Glenma masak enak. Ada sayul, ikan sama ayam." Tunjuk Scarlett pada piringnya.

Mauren tersenyum canggung, dia hanya cuci muka. Bangun kesiangan dan tidak menemukan siapapun di sekitarnya.

"Maaf, Tante." Mauren menunduk menyesal telah merepotkan Rose mengurus kedua putrinya.

Rose malah terkekeh, mengibaskan tangan santai. "Nggak perlu sungkan." Katanya. Mauren tersenyum tipis. Rose kemudian menambahkan. "Ayo makan dulu. "Anak-anak biar saya yang urus."

"Terima kasih, Tante." Ucap Mauren tulus. "Bentar ya, sayang." Mauren mengelus puncak Star dan Scarlett lembut. Dia pergi hendak bersih-bersih. Namun tiba-tiba perutnya bergejolak sehingga Mauren mual.

Rose sontak kaget, dia menghampiri Mauren yang berlari menuju wastafel terdekat. Rose sampai meninggalkan Star dan Scarlett begitu saja, dia sangat panik.

"Kamu kenapa? Masuk angin?" Tanya Rose perhatian. Membantu Mauren memijit tengkuk, dan mengelus-elus punggung.

"Saya nggak apa-apa, Tante." Elak Mauren. Tidak nyaman pada Rose yang ikut melihat muntahannya meskipun yang keluar hanya air.

"Mommy kenapa?" Tanya Scarlett berlari ingin tahu.

"Mommy sakit?" Star juga panik. "Mommy jangan sakit. Mommy sembuh." Ucapnya.

"Nggak, sayang. Mommy baik-baik aja." Elak Mauren menenangkan. Menggendong kedua balita itu agar tenang.

Mereka sangat menyayangi Mauren, memeluk wanita itu erat dan mencium pipinya bertubi-tubi.

EMPTY [18+]On viuen les histories. Descobreix ara