Part 53 - Hari Terakhir

14.3K 1.6K 1.6K
                                    

Mauren duduk anggun dengan pandangan tajam pada Alex di seberang meja. Mereka berdua diam membisu sejak bertemu di sebuah restoran tempat janjian. Mauren menolak Alex datang menjemput atau supir datang untuknya. Wanita itu ingin datang sendiri ke tempat janjian atau pertemuan itu tidak akan pernah terjadi.

Hari ini adalah hari terakhir perjanjian mereka berakhir. Mauren ingin menyelesaikan secara baik-baik. Namun, emosinya bergejolak setiap kali melihat lelaki bajingan itu.

Mauren tidak tahu kalau Alex sudah memiliki tunangan tapi terus-terusan mengganggu bahkan menjebaknya dengan sebuah perjanjian konyol. Mauren tidak habis pikir, dimana Alex meletakkan kewarasannya. Bagaimana cara lelaki itu menggunakan otaknya sehingga sampai hati melakukan semua kegilaan ini.

Jujur saja, Mauren miris melihatnya. Rasa benci itu semakin terpupuk dan cara pandang Mauren terhadap Alex telah berbeda. Meskipun lelaki itu menjadikannya sebagai motivasi yang katanya dia bisa di titik sekarang ini, Mauren jelas menanggapinya sebagai bullshit!

Ya, Tuhan! Mauren sangat kasihan pada Shappire. Alex yang tidak punya perasaan malah mempermainkan gadis polos itu. Menghianati dari belakang. Belum lagi dengan wanita-wanita yang rutin ditidurinya. Lalu, sekarang lelaki itu masih punya nyali mengajaknya bertemu. Menyinggung soal kontrak yang belum selesai. Sungguh miris! Mauren tidak menyangka jika lelaki itu lebih bejat dari pada binatang.

"Mas..."

Alex menoleh pada asal suara. Seorang gadis muda menghampiri meja mereka dengan senyum semringah. Alex membalas dengan senyum tipis, mengusap lengan Shappire lembut. Sedangkan gadis itu memeluknya erat.

"Mas lagi bahas kerjaan ya? Maaf udah ganggu. Maaf ya Bu Mauren." Seru gadis itu polos. "Oh iya, Shappire sama Tante Rose."

"Dari mana, Hem?" Tanya Alex lembut.

"Habis dari mal. Terus sekarang mau makan sama Tante."

Jantung Mauren tiba-tiba berdentum kuat. Dia melirik pada seorang wanita yang ikut menghampiri mereka. Wanita angkuh yang auranya saja membuat Mauren merinding. Sepertinya wanita itu masih sama seperti sepuluh tahun yang lalu.

"Tante, Mas Ganendra lagi kerja." Lapor Shappire sembari menggandeng lengan Rose.

"Oh iya?" Pandangan Rose sangat tajam pada Mauren. Wajahnya mengeras, siap kapan saja menerjang Mauren. "Maaf sudah mengganggu. Ayo, Shappire kita pulang duluan."

"Tante, kita nggak jadi makan?" Protes Shappire.

"Tante ada rekomendasi restoran enak. Yuk, kita ke sana sekarang." Bujuk Rose mengalihkan perhatian Shappire.

Masih sama seperti yang dia lakukan pada gadis masa lalu Alex. Sepertinya Rose hanya tidak menyukai Mauren saja. Dia baik pada semua teman Alex kecuali pada dirinya.

"Oke, Tante!" Shappire langsung tertarik. "Tapi, mau hujan." Shappire cemberut.

"Kita naik mobil, sayang." Kekeh Rose.

"Oke, Tante. Ayo pergi sekarang sebelum hujan." Ajak Shappire lagu. "Oh, iya, tante, ini Bu Mauren. Kerja di perusahaan om, eh, mas Ganendra juga."

"Oh..." Rose menyeringai. "Benarkah? Sepertinya Tante udah lama nggak berkunjung ke perusahaan."

"Iya, Tan. Besok-besok kita ke perusahaan mas Ganendra. Terus kita makan spaghetti bareng-bareng." Tambah Shappire berbinar. Tidak menyadari aura  Rose sangat berbeda dengan Mauren.

"Hem, gimana betah kerja di perusahaan anak saya?" Tanya Rose pada Mauren penuh penekanan.

"Salam kenal, Tante. Saya Mauren." Sapa Mauren mengenalkan diri. "Sampai saat ini, saya masih betah dan tidak menemukan kesulitan." Sindir Mauren tidak bisa diam saja pada wanita itu.

EMPTY [18+]On viuen les histories. Descobreix ara