Part 35 - Piknik

15.5K 1.6K 164
                                    

Mauren mengecek ponselnya yang sedang berbunyi. Dia dan Andreas memiliki jadwal kencan ke taman. Semua sudah Mauren siapkan bersama tunangannya tadi malam. Sirop segar dengan toping buah-buahan serta cake warna warni yang menggugah selera untuk segera disantap.

Semua makanan itu disusun rapi dalam boks serta minuman dalam Tumblr pada sebuah keranjang anyaman. Diletakkan di atas meja, siap di angkat saat Andreas datang. Mauren sedang menunggu kedatangan tunangannya itu dari kontrakannya.

Dia mengenakan gaun warna white broken dengan bunga-bunga kecil di beberapa bagian. Tidak lupa dengan sebuah topi lebar untuk melindungi dari sinar matahari.

Mauren mengerutkan dahi, pesan itu dari Alex. Bertanya mengenai kegiatannya di akhir pekan seperti ini. Mauren menarik nafas panjang kemudian menghapus pesan tersebut tanpa dibalas.

Mauren sedikit khawatir jika Alex nekat dan menghancurkan acara piknik yang sudah lama dinanti-nantikan oleh Mauren. Nomor itu akhirnya diblokir olehnya, dan menyimpan ponsel ke dalam tas anyaman rotan bentuk bulat yang menggantung di bahunya.

Mauren memasang wajah ceria dengan senyum manis begitu bel apartemennya berbunyi. Bergegas cepat membuka pintu dan menyapa tamunya ramah. Andreas yang dadang, menyapa Mauren balik dan mengambil alih keranjang bawaan mereka.

"Maaf ya sedikit telat." Sesal Andreas menyesal.

"Nggak apa-apa." Elak Mauren maklum. "Macet ya?"

"Iya, tapi nggak parah."

Mereka berdua keluar dari apartemen Mauren menuju lift apartemen yang membawa mereka ke basement tempat parkir. Andreas memasukkan keranjang ke dalam bagasi mobil sedan miliknya. Lalu keduanya tersenyum dengan wajah berbinar-binar. Tidak sabar sampai di taman yang mereka cari lewat internet sebagai tempat kencan.

Mereka menepuh sekitar dua jam perjalanan. Cukup jauh karena tempat tersebut masuk ke pedalaman. Sebuah perkebunan bunga matahari yang cukup luas, banyak pengunjung yang datang selain mereka.

Keduanya menggelar tikar di bawah sebuah pohon yang rindang. Mengeluarkan makanan dan minuman segar dari keranjang dengan senyum ceria. Mauren dan Andreas langsung menyantap makanan tersebut sambil menikmati embusan angin yang segar.

"Nggak nyesel ke sini." Guman Mauren senang. "Tempatnya masih asri banget."

"Iya." Andreas setuju. "Selanjutnya kita cari tempat lain yang seperti ini juga."

"Setuju!" Jawab Mauren antusias.

Setelah makan, keduanya berfoto-foto sebagai kenangan. Andreas dan Mauren meninggalkan tikar serta keranjang mereka, berpindah ke kebun bunga bersama yang lain. Merekam video dan berfoto bersama.

Sudah lama mereka tidak pernah menghabiskan waktu seperti ini. Sehingga, keduanya sengaja pergi sejak pagi. Meskipun tidak bisa mengunjungi beberapa tempat, setidaknya melewati banyak tempat saja sudah lebih dari cukup.

"Gimana pekerjaan kamu?" Tanya Andreas pada Mauren.

Puas berswa foto, mereka kembali ke tempat tadi. Andreas merebahkan badannya secara menyamping, dengan tangan kanan menyangga tubuhnya menghadap pada Mauren. Sedangkan wanita itu duduk bersila sambil memainkan rumput ilalang.

"Sejauh ini masih lancar." Jawab Mauren dengan senyum tipis.

Andreas manggut-manggut. "Sabar ya. Nanti kalau udah cukup modal kita buka usaha lagi." Janji Andreas menyemangati.

"Iya." Mauren mengamini. "Kamu juga semangat ya kerjanya." Tambah Mauren sambil menyusap pipi Andreas lembut.

Andreas menimpa punggung tangan Mauren dan mengecup lembut. "Aku sebenarnya punya kabar baik. Udah nggak sabar pengin cerita semua." Jelas lelaki itu dengan wajah berbinar.

EMPTY [18+]Where stories live. Discover now