Part 99 - Kopi

8.5K 1.3K 188
                                    

Alex berdiri dari kursi begitu pintu ruangan di depannya terbuka. Pierre dan Mauren saling berpandangan melihat Alex menungguinya di luar ruangan.

Mauren sedikit tidak nyaman dengan aksi Alex kali ini. Baginya, Alex sangat berlebihan menunggu di depan ruangan. Biasanya lelaki itu nunggu di lobby dan  mengirim pesan untuk Mauren.

Alex mengulurkan tangannya pada Mauren. Berharap wanita itu mau menerima tanpa Alex mengambil tangannya secara langsung.

Mauren dan Pierre saling berpandangan. Pierre sangat mengetahui bagaimana perasaan Mauren diberikan pilihan menerima atau menolaknya. Pierre tersenyum dan mengangguk, menyakinkan Mauren hal tersebut tidaklah berbahaya.

Alex menuggu dengan sabar. Mauren memandang Alex serius kemudian beralih pada tangannya yang masih setia menunggu uluran tangan Mauren.

Mauren mengepalkan tangannya dan menerima uluran tangan Alex ragu. Lelaki itu langsung tersenyum dan menggenggam tangan Mauren hangat.

"Terima kasih bantuan kamu selama ini, Pierre." Ucap Alex tulus.

Pierre tersenyum dan mengangguk. Kemudian Alex pamit pergi membawa Mauren. Senyum Alex mengembang lebar, saking tak bisa menahan euforia itu, Alex membawa tangan Mauren ke bibir. Mengecup lembut membuat Mauren refleks menarik.

Alex menenangkan dengan Mengelus-elus punggung tangannya. Perlahan, Mauren mulai tenang.

"Gimana kabar kamu?" Tanya Alex.

"Baik." Jawab Mauren mulai santai. "Aku udah beres-beres." Tambahnya.

Alex tersenyum lebar. Mempercepat langkah mereka agar segera sampai ke rumah. Alex langsung menemui Mauren di rumah sakit tanpa ke rumah duluan seperti biasa. Jarak rumah sakit dan rumah lumayan jauh, Alex memesan taksi dan menyuruhnya menunggu Mauren selesai  berobat.

Alex membuka pintu untuk istrinya, kemudian dia duduk di samping wanita itu. Alex menggenggam tangan Mauren erat sepanjang jalan. Meski canggung, Mauren berusaha santai.

"Gimana anak-anak?" Tanya Alex kemudian. Meskipun telponan setiap hari, tetapi Alex ingin mengetahui perkembangan mereka dari Mauren.

"Baik." Jawab Mauren. "Mereka antusias menunggu kamu."

Alex menghangat mendengarnya. Dia tersenyum dan memandang wanita itu dalam. Mauren tidak mau membalas pandangannya, dia menoleh pada jendela.

Sesampainya di depan rumah. Alex membuka pintu untuk Mauren. Sedangkan driver mengeluarkan koper dari bagasi.

Alex mengucapkan terima kasih dan menggeret koper memasuki pekarangan rumah.

Tempat tinggal Mauren berdinding kaca transparan yang hanya ditutupi gorden tebal dan tinggi. Setiap hari disingkap sehingga meskipun mereka di dalam, tamu atau siapapun yang lewat di depan rumah masih bisa terlihat.

Begitu juga dengan saat ini, anak-anak langsung berhenti bermain dan berteriak girang. Berlari tergopoh-gopoh dan mengulurkan kedua tangan. Mereka melempar mainan dari tangan pada sembarangan tempat.

"Daddy..."

"Mommy..."

Star dan Scarlett berlari sekuat yang mereka bisa untuk menggapai Alex. Alex terkekeh dan menundukkan badannya, membiarkan anak-anak yang menghampirinya. Ingin melihat, Sekokoh apa kaki mereka berjalan.

Anak-anak melempar tubuh mereka pada Alex. Lelaki itu menangkap mantap dan memeluk erat sembari mengecup beruntun. Star dan Scarlett merengek manja, mereka sangat merindukan Alex.

Mauren ikut tersenyum, dia menggeret koper Alex masuk ke dalam rumah. Membiarkan ketiganya melepas rindu, Star dan Scarlett tidak tertarik lagi bermain sendiri kalau Alex sudah ada.

EMPTY [18+]Where stories live. Discover now