Part 146 - Merelakan

7.3K 1K 141
                                    

Hallo, update lagi!

Jangan lupa follow akun gue yang lain :

Ig : iLa_dira
Ig : iLaDira69
Tiktok : iLaDira69
Karyakarsa : iLaDira69

.
.
.

Alex berusaha mengesampingkan ego dan berpikir positif dengan sikap Mauren selama ini. Semenjak mengetahui kehamilannya, Mauren kembali berubah. Terutama pada Alex, seolah tidak menganggap lelaki itu ada.

Dia juga berubah menjadi pendiam. Kesannya tidak menyukai kehamilannya. Bahkan sering mengabaikan dirinya yang dikhawatirkan Alex akan berdampak pada calon bayi mereka.

Alex berusaha menegur Mauren dengan lembut. Namun, wanita itu tak menghiraukannya. Keesokan harinya tetap mengacuhkan kandungannya. Dia juga malas makan, tidak menghargai usaha Alex yang berusaha menuruti keinginannya.

Apapun akan Alex lakukan, seperti membawa liburan singkat agar pikiran Mauren fresh. Menyiapkan makanan bersama kedua putrinya agar dia tidak malas makan.

Karena sejujurnya, Mauren memang mengabaikan perutnya yang lapar. Mauren sangat malas, tidak tahu bawaan bayi atau karena dia yang masih syok dengan kehamilannya.

Alex ingin Mauren terbuka padanya. Mengatakan apa yang dia rasakan, sayangnya semua bujuk rayu Alex tak membuahkan hasil.

"Kita perlu bicara."

Mauren melirik sekilas pada suaminya yang baru masuk kamar setelah menidurkan anak-anak.

Alex memandang Mauren tajam, wanita itu diam saja. "Apa yang kamu lakukan selama ini?"

Mauren diam saja. Tidak bergerak sedikit pun dari posisinya.

"Sikap kamu." Alex menambahkan. "Mauren, bangun." Alex mulai kesal karena wanita tidak merespon.

Alex menunggu sampai akhirnya Mauren bangun. Wanita itu duduk dan tidak mau memandang Alex.

Alex gusar. Menarik nafas frustasi. Dia ingin marah, tapi dia tahan.

"Kamu nggak suka dengan kehadiran bayi itu?" tanya Alex berusaha tetap tenang.

Mauren lagi-lagi tidak menjawab. Namun, air matanya yang jatuh telah memberikan jawaban untuk Alex.

Alex mengepalkan tangannya, menggeram marah. "Kenapa?"

Air mata Mauren kembali meluruh.

"Kenapa, Mauren?" Alex mulai meninggikan suaranya. "Kamu masih dendam sama aku?"

Mauren menundukkan kepala, tanpa berani menyeka wajahnya.

Alex menggeleng tidak percaya. Dia sangat kecewa, mengira Mauren sudah menerimanya.

Tidak! Tidak masalah jika Mauren belum menerimanya. Tidak masalah jika Mauren belum mencintainya lagi.

Tetapi, mengapa Mauren harus membenci kandungannya? Dia tidak bersalah, dia ada karena mereka berdua sama-sama suka rela. Mauren mau berusaha menerima Alex dan memulai dari awal lagi.

Alex tidak memaksa Mauren kalau belum siap. Lelaki itu masih sabar menunggu. Kalau pun tidak mau sampai nanti, Alex tidak mempermasalahkannya. Tetapi, Mauren tidak menolak. Mauren menyambutnya dengan baik.

"Brengsek!" Alex mengumpat kasar dan tubuhnya nyaris roboh. Dia meninju dinding dan mengakibatkan kepalan tangannya memar.

Alex memang brengsek telah memberikan masa muda yang menyakitkan untuk Mauren. Dia juga pernah tidak menginginkan calon anak mereka. Alex juga memaksa Mauren untuk kembali padanya. Alex menyesalinya! Amat menyesali dan kalau bisa membuat perjanjian dengan iblis sekalipun, dia ingin mengulang kembali waktu. Alex akan jujur dan membahagiakan gadis kecil yang dulu menemuinya.

EMPTY [18+]Where stories live. Discover now