Part 112 - Rumah Daddy

9.1K 1.3K 44
                                    

Alex mendorong pintu kamar dan berhenti sesaat. Dia memandang Mauren sedang berdiri di balkon dan tidak menyadari kedatangannya. Alex menutup pintu pelan dan menghampirinya. Memeluk Mauren dari belakang membuat wanita itu kaget dan berusaha melepaskan diri.

Alex tidak mau melepaskannya, dia mendekap Mauren lembut namun erat. Menyampirkan dagu pada bahu Mauren tanpa suara membuat wanita itu menyerah.

"Kamu kepikiran anak-anak?" Tanya Alex beberapa saat kemudian.

Mauren tidak menjawab. Dia membuang pandangan dan kedua mata tiba-tiba berkaca-kaca.

"Nggak perlu dipikirin. Anak-anak masih kecil. Nanti mereka akan lupa." Ucap Alex. "Aku akan nunggu kamu."

Mauren tidak menjawab, hati kecilnya bergejolak. Anak-anak mulai protes dengan keadaan mereka. Namun, dia tidak berani mengambil langkah sebesar itu.

"Kalau kamu bersedia, kita bisa pulang sebentar supaya mereka nggak penasaran lagi. Aku nggak akan maksa kamu tinggal, aku akan ikutin kemauan kamu, nyamannya kamu. Aku nggak akan menahan kamu kalau kamu nggak nyaman lagi, kita akan balik ke sini."

Mauren tidak menjawab. Bukan kali perta mendengar anak-anak penasaran dan ingin ikut dengan Alex. Mereka bahkan meminta dengan sangat-sangat sampai emosi bayi-bayi itu tak bisa diluapkan dengan leluasa.

Alex selalu berhasil meyakinkan mereka. Tapi itu tak akan berhasil lama, saat Alex kembali. Mereka pun protes lagi dengan wajah polos dan tak berdosa.

"Kami akan nunggu kamu. Kita fokus perbaiki sedikit demi sedikit." Ucap Alex menambahkan. Dia pun ingin menunjukkan pada anak-anak kemana dia pergi selama ini. Tetapi balik lagi pada inti permasalahannya, Alex tidak akan pernah memaksakan Mauren lagi seperti dulu. Sudah cukup Mauren pergi sejauh itu, Alex tidak akan egois lagi.

"Dua minggu." Ucap Mauren pelan.

"Hem?" Alex kaget dan terdiam. "Kamu serius?" Tanya lelaki itu sembari memutar badan Mauren.

Mauren menggigit bibir bawahnya. Sudah terlanjur keluar dari bibirnya. Alex membingkai wajah Mauren dengan tatapan berharap.

Akhirnya Mauren mengangguk pelan membuat senyum Alex lebar. "Terima kasih, sayang." Ucap Alex sembari memeluk Mauren erat. Dia tersenyum lebar, sangat bahagia dan tidak perlu lagi membuat anak-anak kecewa.

Anak-anaknya yang baik dan pengertian. Mereka tidak pernah mengamuk saat keinginan bayi-bayi itu tidak terpenuhi. Namun, wajah polos mereka yang bikin Alex mencelos.

"Kami langsung pulang kalau anak-anak nggak nyaman." Ucap Mauren sebagai pertimbangan di awal untuk Alex.

Alex sedikit keberatan, tetapi dia tidak punya pilihan. Alex mengangguk dan tersenyum, kembali memeluk Mauren yang tak berusaha menolak.

"Anak-anak pasti seneng." Kata Alex berbisik.


***


S

tar dan Scarlett sangat antusias. Mengenakan pakaian rapi dan kekinian, ransel di punggung masing-masing serta boneka kecil yang dipeluk salah satu tangan. Sedangkan tangan satu lagi berpegangan tangan pada Alex dan Mauren.

Tria berjalan di belakang membawa kebutuhan bayi seperti biskuit, dot dan pakaian ganti dalam tas kecil.

"Daddy, kita ke lumah Daddy, kan?" Tanya Star memastikan sambil mendongak.

"Iya, sayang." Jawab Alex membenarkan.

"Di lumah Daddy ada mainan banyak?" Tanya Scarlett.

EMPTY [18+]Where stories live. Discover now