Part 49 - Hampa

13.5K 1.6K 994
                                    

            Mauren menggeliat tidak nyaman sembari menutupi wajahnya dibalik selimut. Dia berguman tidak jelas, menghindari sesuatu yang menggelitik di wajah dan serta lehernya. Tidur nyaman Mauren terusik, dia tidak ingin bangun sekarang. Karena wanita itu sangat mengantuk.

"Mauren..."

"Egh..." Mauren berguman singkat.

"Bangun sebentar."

Perlahan Mauren mendengar jelas suara itu. Dia menyipit, mengintip untuk memastikan suara tersebut. Rupanya dia tidak salah, Alex berada di atasnya sedang mengecup wajah hingga lehernya secara beruntun.

"Hem." Mauren kembali berguman pelan. Pandangannya sayu dan memutar tubuhnya menjadi terlentang.

Alex terkekeh pelan, menunggu dengan sabar sampai Mauren bangun. Mengelus-elus pipi wanita itu lembut serta memberikan kecupan bertub-tubi. Mauren memejamkan mata sejenak, membiarkan Alex melakukan apa yang dia sukai.

"Kenapa?" Tanya Mauren pelan, masih memejamkan mata.

"Selamat ulang tahun." Bisik Alex lembut.

Mauren tidak langsung merespon. Wanita itu masih memejamkan mata, mengumpulkan nyawa karena Mauren benar-benar belum bisa mencerna apa yang barusan diucapkan oleh Alex. Perlahan, Mauren membuka mata dan memandang Alex sayu.

"Kamu baru pulang?" Tanyanya serak.

"Iya." Jawab Alex sambil tersenyum. Mauren kembali berdehem dan memejamkan mata. "Selamat ulang tahun, Mauren." Bisik Alex sekali lagi dengan kecupan beruntun di wajah.

Mauren langsung membuka mata. Memandang wajah Alex yang sangat dekat dengannya. Lelaki itu mengecup bibirnya lembut, tersenyum manis kemudian terkekeh geli. Mauren sangat lucu, dipaksa bangun dan setengah sadar.

"Ngantuk banget?" Tanya Alex lagi.

Mauren mengangguk, tapi rasa kantuk itu tidak seberat tadi. Kedua matanya terbuka lebar, dan memandang Alex bangun dari atas tubuhnya. Lampu tidur di kamar Mauren remang-remang. Dia tidak suka yang terang karena mengurangi kenyamanan saat tidur.

Alex menyalakan lampu utama sehingga Mauren menyipit. Lelaki itu mengambil kue dan bunga dari atas meja. Mengangsurkan bunga itu terlebih dahulu pada Mauren kemudian memangku kue sambil tersenyum lembut. Mereka berdua duduk berhadap-hadapan di atas ranjang berukuran sedang di apartemen Mauren.

Alex menyalakan sebuah lilin di atas kue tart dan kembali tersenyum sembari mengusap wajah Mauren. Wanita itu memandang kue dan Alex bergantian, merasahan hal aneh menyiram sampai ke lubuk hati.

"Ayo, makea wish dulu." Kata Alex.

Mauren menggigit bibir bawahnya, belum percaya dengan apa yang sedang Alex lakukan sekarang. Alex yang seharusnya sedang dinas keluar kota tiba-tiba tengah malam seperti ini sudah ada di kamarnya, lengkap dengan pakaian rapi, sebuah kue dan bunga.

Alex kembali menyuruh Mauren dengan gesture tubuhnya. Wanita itu menurut, memejamkan mata sambil berdoa lalu meniup lilin hingga padam. Alex tersenyum ceria dan membawa wajah Mauren mendekat, mengecup berkali-kali seluruh wajahnya hingga bibir.

"Selamat ulang tahun." Bisik Alex untuk kesekian kalinya.

"Terima kasih." Jawab Mauren pelan kemudian mencium aroma bunga dalam dekapannya.

"Makan ya, satu suap?" Kata Alex meminta persetujuan.

Mauren mengangguk dan memperhatikan Alex memotong kue, mengambil sedikit kemudian menyuapi Mauren. "Makasih." Ucap Mauren sekali lagi sambil tersenyum.

EMPTY [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang