Part 71 - Tengah Malam

16.3K 1.6K 1.2K
                                    

Emosi Mauren tidak terkendali hanya pada Alex. Pada orang lain, wanita itu sangat lembut dan tidak banyak bicara. Alex meminta Mauren baik-baik agar tidak bekerja terlalu keras, tapi wanita itu menyalahartikan.

Mauren membuat kue sesuai pesanan. Seminggu sejak kepindahannya, dia mulai bosan dan stress. Terlarut-larut dalam masalah yang sama tidak baik untuk kandungannya, sehingga dia mulai memikirkan kegiatan yang menghasilkan uang untuk biaya hidup anak-anaknya kelak.

Mauren tidak akan bisa bertahan hidup hanya mengandalkan tabungan selama bekerja di perusahaan Alex dan hasil penjualan apartemen.

Berbekal rajin mengolah makanan di waktu senggang bersama Andreas untuk kudapan. Mauren memutuskan membuat kue sesuai pesanan. Dia melakukan promosi di internet, memberikan harga murah dengan tawaran rasa lezat serta design yang professional.

Mauren baru merintis beberapa minggu. Sistem promosinya lumayan menggaet calon pembeli. Tertarik dengan tampilan kue dan harga terjangkau. Alhasil, Mauren mendapatkan beberapa orderan kue ulang tahun untuk anak-anak.

Selain itu, beberapa hari yang lalu Mauren mendapatkan orderan kue pernikahan berukuran besar dan tinggi. Mauren mengerahkan seluruh kemampuannya, mencari-cari refensi dari kue-kue di internet.

Kedua mempelai dan keluarga sangat puas. Mereka memberikan bonus untuk Mauren. Mauren makin semangat, membutuhkan peralatan dan wadah yang lebih besar untuk pesanan selanjutnya.

Keluarga Ida meminjamkan beberapa peralatan seperti panci besar, cetakan loyang dan beberapa alat lainnya. Ida juga makin semangat membantu, Mauren sangat luar biasa menghias kue-kuenya.

"Pagi..." Sapa Alex pada Mauren yang baru bangun.

Wanita itu sedikit kaget. Alex ada di dapurnya dengan keadaan segar dan tersenyum hangat. Mereka tidak bicara lagi setelah kejadian kemarin mereka ribut lagi. Mauren langsung ke kamarnya begitu pekerjaannya selesai, mengabaikan Alex seperti sebelumnya.

"Aku udah siapin sarapan." Tambah Alex sembari menghampiri Mauren.

Wanita itu baru bangun. Kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul. Tapi, melihat Alex yang berbeda, kesadarannya langsung penuh. Alex menuntun Mauren duduk di kursi, membantu pelan-pelan lalu mengusap perutnya lembut.

Tidak ada penolakan dari Mauren. Dia memandang Alex tajam, memperhatikan gerak-gerik lelaki itu yang sedang menaruh wadah berisi sereal dan segelas susu hangat.

"Aku minta maaf bikin kamu nggak nyaman." Ucap Alex memulai. Dia duduk di meja seberang. "Aku nggak bermaksud mengekang kamu. Aku cuma nggak mau kalau kamu kecapean kerja.

Pagi pertama di sana, sudah ribut soal Mauren manjat mengambil peralatan dari laci cabinet yang lumayan tinggi. Mauren bekerja terlalu keras bikin khawatir dengan keadannya. Sayangnya Mauren menganggap Alex terlalu berlebihan.

Pagi ke dua, Mauren pergi pagi-pagi sekali ke toko. Berbelanja stok makanan dan bahan untuk pembuatan kue pesanan selanjutnya. Mauren langsung menyiapkan bahan begitu mendapat pesanan lagi.

Alex kaget melihat banyaknya barang yang dikeluarkan supir taksi yang ditumpangi wanita itu. Repotnya Mauren sampai keringat membanjiri pelipisnya, tapi tak kunjung pergi istirahat sebelum menyelesaikan pekerjaanya.

Lalu sore harinya sebuah towing mengantar Mercedes keluaran terbaru ke rumah Mauren. Alex membeli sebuah mobil untuk kendaraan Mauren agar tidak perlu repot-repot lagi menunggu taksi untuk bepergian.

Mauren marah lagi. Kali ini tidak tanggung-tanggung. Menuduh Alex yang tidak mempercayainya. Alex yang tidak mengharga pekerjaan barunya. Mengekang dan memaksa Mauren berdiam diri seperti keinginannya meskipun wanita itu sangat stress hanya berdiam diri.

EMPTY [18+]Where stories live. Discover now