Part 47 - Pengalihan

12.6K 1.5K 2.1K
                                    

Mauren terdiam. Tiba-tiba rasanya hampa. Pandangannya fokus pada meja yang tidak jauh darinya, dihuni oleh dua orang yang sedang bercengkerama akrab. Tertawa lepas seolah-olah mereka adalah pasangan yang paling bahagia.

Mauren menahan nafas. Teriris dengan pemandangan intim itu. Syaraf-syaraf tubuh Mauren seakan lumpuh, tak kuasa mengambil tindakan. Hanya memandang dari kejauhan sampai tidak sadar bersama siapa dia saat ini.

"Mauren!"

Kesadaran Mauren pulih. Dia mengerjap dan salah tingkah. Menundukkan kepala dan mulai sibuk dengan makanan di depannya. Kedua matanya mulai berkaca-kaca, Mauren sedang tidak berdaya sekarang.

"Aku sudah selesai." Kata Mauren beberapa saat kemudian. Mendorong piring menjauh darinya sembari mengelap area mulut dengan serbet.

Alex memandang Mauren tajam, memperhatikan gerak-geriknya yang sedang berusaha professional menjadi bawahan sekaligus partner lelaki di depannya. Alex juga sudah selesai makan dan mengelap area mulut.

"Kamu pulang sendiri. Aku masih punya janji lain." Kata Alex sambil menyodorkan kunci mobil di hadapan Mauren.

Mauren memandang kunci itu tajam, kemudian beralih pada Alex. "Aku bisa naik taksi." Tolak Mauren tegas. "Kalau begitu, aku duluan." Pamit Mauren hendak berdiri, duluan kembali ke kantor. Mereka makan siang bersama setelah menghadiri pertemuan kerja sama dengan client. Tidak tahunya Mauren memergoki Andreas dengan wanita tempo hari di restoran yang sama,

"Mauren."

"Iya?" Mauren memutar tubuhnya dan menunggu Alex bicara.

Alex berdiri dan menarik tangan Mauren keluar dari restoran. Wanita itu mengerutkan dahi, Alex tidak memberikannya waktu protes. Keduanya menuju parkiran dan langsung pergimeninggalkan restoran.

"Kamu nggak jadi pergi? Gimana sama janji kamu?" Tanya Mauren kebingungan.

"Di reschedule." Jawab Alex singkat.

"Oke." Jawab Mauren. Kemudian tidak ada lagi suara di antara mereka. Mauren menoleh keluar jendela mobil, memandang bangunan pencakar langit yang mereka lewati.

Mauren menoleh ke samping saat Alex menggenggam tangannya. Menggenggam erat dan membawa ke bibirnya. Mengecup lembut tampa menoleh pada Mauren di sampingnya. Alex fokus pada setirnya, tapi tidak melepaskan tangan Mauren.

"Mau kemana? Ini bukan arah ke kantor." Protes Mauren saat menyadari mereka sudah jauh dari area kantor.

"Iya, bukan ke kantor." Jawab Alex.

Mauren mengerutkan dahi. Alex memasuki sebuah parkiran dan kemudian mengajak wanita itu turun. Meskipun sedang bingung, Mauren tetap turun dari mobil dan menerima tangan Alex.

"Ke Ragunan ngapain?" Tanya Mauren setengah tergelak. Bingung pada Alex, tidak tahu menemukan ide dari mana membawanya ke kebun binatang.

"Tiba-tiba pengin ke sini." Jawab Alex. Mereka ikut mengantri tiket bersama pengunjung lain. Meskipun sudah mau sore, pengunjung masih banyak yang baru datang. "Kita belum pernah ke sini, kan?"

Senyum Mauren mendadak sirna. Alex sedang melucu. Beberapa minggu ini, mereka hanya pernah mengunjungi beberapa tempat saja. "Kamu punya list mengunjungi Ragunan?"

"Hem, dulu."

Tiba-tiba perasaan Mauren tak keruan. Dia memandang Alex tajam, ingatannya kembali pada masa lalu. Mereka pernah menyinggung kebun binatang, akan datang berkunjung bersama Phoebe dan Barta.

Tapi, sampai sekarang tidak kesampaian. Masalah datang silih berganti sehingga janjian untuk ke Ragunan terlupakan.

"Berdua aja nggak apa-apa, kan?" Tanya Alex lagi.

EMPTY [18+]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें