EXTRA PART - 6

10K 204 8
                                    

Extra Part 6

Oren cari-cari info cara memasukkan lamaran pekerjaan ke tempat teman-temannya bekerja. Oren tertarik ingin mencoba lantaran gajinya besar. Oren butuh uang untuk pengobatan mamanya.

Oren sudah memantapkan pilihannya meskipun Alex kurang setuju. Oren menyakinkan Alex bahwa dia bisa jaga diri. Kalau hanya menemani dan sebagai pemandu, sepertinya tidak sesulit cuci piring.

Oren memutuskan keluar dari kafe setelah satu bulan bekerja. Tepatnya setelah gajian. Mental Oren benar-benar di uji di sana. Makian, capek, kurang tidur hingga stress. Karena dia hampir setiap hari pulang tengah malam. Selain itu, jam tidur Mauren pun berantakan. Belum pernah tidur atau berkeliaran hingga larut malam.

Beruntungnya dia memiliki Alex yang setia menemani. Alex main seharian di luar, tapi dia pulang sekalian dengan menjemput Oren dari tempat bekerja.

Oren juga bisa menyimpan uangnya tanpa ongkos dan biaya makan malam. Pulang sekolah juga tidak pernah jajan lagi, semua uang yang dia punya disimpan baik-baik.

Waktu main mereka memang berkurang, hanya bertemu di sekolah dan setelah Oren pulang kerja. Itu juga hanya sebentar, kadang mampir makan di warung tenda. Kadang Oren sudah sangat mengantuk sehingga tidak sempat makan, tidur dalam keadaan lapar. Di atas motor saja sudah tidur, jadinya Alex bawa motor pelan-pelan.

Oren juga jadi sering mengantuk di kelas, tidak fokus belajar dan berantakan. Tugasnya beberapa kali tidak sempat dikerjakan. Dia belum bisa mengurus diri dengan baik sambil bekerja.

"Oren udah kasih lamaran ke Beatrice. Katanya besok atau lusa kemungkinan udah dipanggil interview, soalnya Oren rekomendasi dari Beatrice." cerita Oren pada Alex.

Mereka berdua di kamar Alex seperti biasa. Oren mengerjakan tugas di atas ranjang sedangkan Alex main game di sofa.

"Lu yakin kerja di sana?" tanya Alex sekali lagi tanpa menoleh. Alex tidak merekomendasikan Oren bekerja di tempat tersebut, tetapi dia tidak bisa membantu banyak. Biaya rumah sakit mahal, dua hari yang lalu saja Oren menangis seharian dengan jumlah tagihan rumah sakit mencapai dua puluh lima juta.

"Iya. Tadi Beatrice cerita dapet tip lima juta. Kalo dapet tip empat kali seminggu, berarti jadi dua puluh juta." Oren dengan polos menghitung-hitung nominal yang dia dapatkan kalau bisa bekerja dengan baik seperti Beatrice.

Dengan uang segitu, Oren bisa membayar biaya rumah sakit Runa. Bisa buat ditabung juga supaya nanti kalau Runa sudah sehat, mereka bisa mencari kontrakan.

"Yaudah, coba dulu." Alex mengangkat bahu. "Nanti hati-hati, di sana tempat nggak bener."

"Kata Beatrice nggak kok. Cuma nemenin nyanyi aja. Nggak aneh-aneh, customernya juga nggak nakal jadi aman."

***

"Oren minta maaf." kata Oren pelan dan tidak berani mengangkat kepalanya.

"Kenapa minta maaf?"

"Tadi itu, ada tamu yang pegang paha Oren. Oren kaget, Oren takut." jelasnya bersusah payah.

Alex diam. Memandang Oren yang masih menundukkan kepalanya. "Masih mau kerja di sana?"

Oren juga terdiam sesaat. Alex mengenal Oren dengan baik, dia yakin pasti ada masalah, Oren tidak suka pekerjaan itu. Namun, keadaan membuat Oren harus bekerja di sana.

EMPTY [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang