Part 65 - Hormon

23.7K 2K 1.4K
                                    


Sejak Alex bangun, Mauren merasakan sebuah perubahan yang cukup besar dalam dirinya. Mungkin pikiran Mauren yang tenang dan lega setelah Alex bangun atau hormon kehamilannya yang mulai mendominasi.

Mauren selalu bangun paling akhir. Tiap bangun, sudah pasti ada yang menjenguk Alex di ruangannya. Termasuk Biru yang akhir-akhir ini datang siang untuk membicarakan pekerjaan. Meskipun Alex belum sembuh total dan belum keluar dari rumah sakit, namun dia tetap melakukan pekerjaannya dibantu oleh Biru dan Violet.

Hanya Mauren yang terlihat santai-santai. Tiap bangun sudah ada makanan yang disiapkan di atas meja. Lalu dia dan Alex makan bersama, lelaki itu selalu menungguinya bangun. Menyelimuti tubuh Mauren sehingga tidurnya pulas dan nyaman.

Mauren juga pernah bangun tanpa ada Alex di sampingnya. Mereka duduk di sofa sedang membicarakan pekerjaan. Mauren sama sekali tidak menyadari kedatangan mereka. Tidurnya sangat pulas sampai-sampai tak terganggu sedikitpun.

Mauren menolak Alex yang ingin mengganti brangkar di kamar inapnya dengan ukuran jumbo. Tentu saja agar Mauren nyaman dan tidak kesempitan. Alex tidak mengijinkan Mauren pulang atau tidur di sofa. Ingin mereka selalu bersama setiap saat.

Mauren meninggalkan Alex di ruangannya bersama Biru sedang bicara serius soal perusahaan. Alex tampak stress dengan berita yang disampaikan oleh Biru mengenai perusahaan mengalami kerugian yang tidak sedikit.

Alex memiliki tugas lebih berat setelah ini. Biru dan Violet tidak bisa menanganinya. Kesempatan itu digunakan oleh Mauren keluar dari ruangan Alex mengunjungi dokter kandungan yang masih satu gedung dengan tempat lelaki itu di rawat.

Mauren bertemu dengan dokter yang menanganinya baru keluar dari ruangan pasien seteah melakukan kunjungan. Dokter itu menyapa Mauren dengan ramah dan mereka mengobrol ringan mengenai kandungannya.

Di dalam ruangan, kandungan Mauren sedang diperiksa oleh dokter tadi. Mauren tersenyum sambil menoleh ke samping, memandang pada layar monitor melihat perkembangan anak kembarnya.

Kedua bayinya berkembang normal sebagaimana semestinya. Mauren sangat senang mendengarnya, kehamilan ini sangat jauh berbeda dengan yang dulu. Mauren berusaha semaksimal mungkin menjaga kandungannya.

"Kenapa kamu merahasiakan kehamilan kamu? Sebentar lagi kandungan kamu akan membesar."

Nata mengenal Mauren dengan baik. Tentu saja, siapa yang tidak mengenal Alex di rumah sakit itu? Dia tertidur hampir sebulan, gossip rumah sakit menyebar cepat layaknya genangan air merembas kemana-mana.

Mauren meminta pada semua dokter yang mengetahui kehamilannya agar merahasiakannya. Mauren tidak mau sampai kehamilannya bocor dan Alex mendengarnya. Mauren tidak siap dengan kemungkinan-kemuningkanan atau kejadian masa lalu terulang lagi.

"Bukannya sekarang Pak Ganendra sudah bangun?" Nata mengerutkan dahi. "Kalau kamu nggak pakai baju terusan yang longgar, kandungan kamu sudah kelihatan jelas."

"Saya punya alasan sendiri." Ucap Mauren.

Nata tersenyum maklum, menghargai keputusan Mauren. Tak henti-hentinya mengingatkan Mauren untuk menjaga kandungannya. Nata mengatakan, keluhan Mauren adalah hal yang normal. Bagi calon ibu, memang sering kali merasa ngantuk tak kenal waktu dan tempat. Tidur sangat pulas sampai tidak menyadari apa yang terjadi dengan sekitarnya.

Selesai cek kandungan, Mauren keluar dari ruangan sambil tersenyum. Perasaannya lebih ringan, Mauren mengelus perutnya lembut. Setiap hari Mauren sangat berhati-hati agar tidak ada yang curiga dengan kandungannya. Berusaha menyembunyikan dari orang-orang sekitarnya agar tidak menimbulkan masalah lain.

EMPTY [18+]Where stories live. Discover now