Part 78 - Hubungan

12.9K 1.4K 1.8K
                                    

            Alex tersenyum lebar dan melangkah ringan memasuki lobby apartemen tempat tinggalnya. Petugas apartemen menyapa ramah dan membantu membuka pintu untuknya yang dibalas senyum lebar oleh lelaki itu.

Petugas apartemen itu kaget, menoleh sekali lagi pada punggung Alex yang tegap. Tidak menyangka sapaan ramahnya disambut baik oleh penghuni yang telah tinggal selama sebelas tahun di sana. Sepertinya dia memiliki hari yang baik, terlihat dari barang bawaannya yang cukup banyak.

Baru kali ini Alex repot-repot membawa beberapa paperbag di tangannya. Dia juga pulang lebih awal di hari kerja dan tidak sabar sampai di rumah untuk bertemu dengan Mauren yang telah beberapa hari tinggal bersamanya lagi.

Alex memeluk semua paperbag itu dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanan menekan password pada smartlock untuk membuka pintu apartemennya. Dia mencari keberadaan Mauren lebih dulu, ternyata wanita itu sedang berdiri di depan kompor.

Senyum Alex kembali tersunggung lebar. Dia meletakkan semua barang bawaannya di atas meja dan menimbulkan suara. Mauren menoleh dan Alex menghampirinya dengan wajah semringah.

Alex memeluk Mauren dari belakang, mengecup pelipis dan dahi Mauren berkali-kali tanpa perlawanan atau penolakan lagi seperti hari-hari sebelumnya. Mauren tetap menunjukkan keengganan terhadap Alex. Dia teguh pada pendirian, tak pernah goyah dengan lelaki yang telah mengacaukan hidupnya.

Alex menundukkan badannya untuk mengeles dan mengecup perut Mauren. Alex mengeratkan pelukannya dan menoleh pada Teflon di atas kompor. Dia benar-benar menyerah, sudah ditolak tapi bersikukuh bikin Mauren percaya dan kembali lagi padanya.

"Kamu masak apa?" Tanya Alex lembut sembari menempelkan dagunya di atas bahu Mauren.

"Badan kamu makin panas." Kata Mauren, mengabaikan pertanyaan Alex.

Alex tersenyum, hanya perhatian sekecil itu saja sudah membuatnya senang dan merasa bugar. "Nanti istirahat sebentar udah seger lagi." Elaknya.

Mauren tidak menjawab. Dia sedang sibuk menyelesaikan masakannya untuk makan malam. Alex kembali tersenyum dan mengecup kepala di bagian kiri Mauren.

"Aku beli beberapa vitaminin buat kamu."

Alex beralih pada paperbag yang dia bawa tadi. Mengeluarkan isinya dan menunjukkan pada wanita itu. Ada beberapa jenis buah, sayur, susu kehamilan, vitamin dan biscuit untuk Mauren. Alex menyempatkan sebentar belanja di lantai basement setelah pulang kerja.

"Iya." Jawab Mauren singkat. Tidak mau berdebat, karena semua yang dibeli oleh Alex masih ada stok.

Tapi Alex terlalu antusias meski Mauren sangat dingin dan irit bicara. Dia terlihat sangat bersemangat meskipun wajahnya tak bisa menyembunyikan gurat lelah dan pucat. Alex tidak enak badan, terlalu memaksa bekerja di luar batas kemampuannya. Karena, jika tidak seperti itu, dia tidak punya waktu mengunjungi Mauren setiap minggu ke Bali.

Sialnya, di saat Mauren mau pulang bersamanya. Kondisi Alex malah tidak mendukung. Di kesempatan kali ini, Alex benar-benar ingin membahagiakan Mauren. Bukan merepotkan wanita itu dengan keadaannya sendiri sudah menyulitkannya.

Setelah mereka berdua selesai makan tanpa obrolan hangat, keduanya langsung tidur. Tidak ada aktivitas setelahnya. Alex cepat pulang hanya untuk bertemu dengan Mauren, tidak ada bahan obrolan atau diskusi.

Mauren memandang Alex yang sedang tidur pulas. Lelaki itu menempatkan kepalanya di atas perut buncit Mauren dan memeluk pinggang wanita itu sangat erat. Mauren tidak bisa tidur, perasaannya campur aduk. Sedikit kesal dengan keadaan Alex yang memaksakan diri tidak mau berobat ke dokter. Selain itu, dia juga belum mengantuk.

EMPTY [18+]Where stories live. Discover now