Part 28 - Permintaan

22.6K 2K 204
                                    

            Tubuh Mauren sudah tidak sanggup lagi bergerak, tapi Alex tidak mau berhenti. Tidak mau melepaskan Mauren barang sebentar saja. Mauren memaksa bangun dari ranjang dan pergi diam-diam seperti tadi pagi.

Hari sudah sore, mereka ketiduran karena kelelahan. Mauren berjalan menuju pantai, melewati bebatuan karang yang besar serta deburan ombak yang tak main-main. Mauren tidak butuh tempat damai untuk menenangkan diri.

Mauren duduk di atas bebatuan karang, cipratan air laut yang halus seperti gerimis membasahi tubuh wanita itu. Perlahan, lelehan air matanya mulai membasahi pipi. Mauren menarik nafas dalam-dalam dan mengerjap banyak. Menghalau air mata agar tidak turun lagi, Mauren lelah dengan tangisannya, tidak ada yang berubah sebanyak apapun dia berteriak sekali pun.

Cukup lama Mauren di tempat itu sampai dia merasa tubuhnya mulai mengigil. Dia merasa tenang di sana, tidak ada seorang pun yang mengganggunya meskipun hanya sejenak. Sama sekali tidak menyesal ke sana, melalui karang licin dan tinggi.

"MAUREN!!"

Mauren menoleh dan mendapatkan Alex datang menghampiri dengan nafas terengah-engah. Wajahnya mengeras, menahan amarah yang siap untuk diluapkan. Alex mencengkeram tangan Mauren dan kembali membentak marah.

"Apa yang kamu lakukan di sini, hah? Kamu nggak pikir ini tempat bahaya? Kamu nyadar nggak dimana kamu sekarang?" Teriak Alex tidak bisa menahan emosinya lagi.

Mauren mengedarkan pandangannya. Dia baru menyadari kalau tempat yang dia datangi lebih mengerikan dari yang dia tahu. Mauren mengerjap sambil memandang Alex, perlahan air matanya kembali meluruh.

"Aku hampir gila nyariin kamu! Mauren, bisa nggak jangan bikin aku cemas gini?!"

Mauren terisak dan menyeka wajahnya kasar dengan kedua tangan. Perlahan emosi Alex mereda dan menarik Mauren ke pelukannya. Alex tidak bisa membayangkan jika Mauren memiliki niat melompat dari sana.

Tangis Mauren makin kencang, membiarkan Alex mengecup seluruh wajahnya. Lelaki itu lega buka main, seluruh ketakutannya perlahan sirna.

"Mauren..." Bisik Alex di telinga Mauren. "Jangan pernah pergi ke tempat bahaya seperti ini. Aku nggak akan memaafkan kamu sampai kapan pun." Tetap saja Mauren tidak meresponnya. "Aku mau kamu yang seperti dulu. Bisa kamu jangan benci aku?"

"Harusnya kamu senang kalau aku mati!" Jawab Mauren lemah. Tidak sangguplagi pura-pura kuat di depan Alex.

"Nggak! Aku mau kamu tetap hidup!" Tegas Alex tidak main-main. Alex membuat jarak di antara mereka, memandang wajah berantakan Mauren dan mengelap wajahnya dengan lembut. "Putusin pertunangan kamu dan balik lagi sama aku. Aku janji nggak akan pernah maksa kamu dan semua balik normal." Pinta Alex melembut.

Mauren memandang Alex marah, mendorong lelaki itu menjauh darinya. "Kamu yang pemaksa kayak gini. Kelakuan kamu yang masih kayak gini, nggak aka nada yang mau sama kamu!" Teriak Mauren. "Seenaknya saja kamu ngatur-ngatur hidup orang lain. Seenaknya kamu mempermainkan orang lain. Tanpa kamu pikirin apa aja efek dari perbuatan kamu. Kamu merugikan orang lain!"

Mauren menangis tetapi sesaat kemudian dia tertawa mengejek. Alex terdiam di tempatnya, memandang Mauren tajam.

"Kamu yang seperti ini, kamu pikir aku mau?" Mauren kembali tergelak seolah sedang mendengarkan lelucon paling konyol. "Aku udah sejauh ini masih mau balik sama kamu? Kamu pikir, aku mau ngelepasin orang yang mau menerima masa lalu yang udah kamu hancurkan demi balik lagi sama kamu? Ninggalin dia yang percaya sama aku. Yang selalu jagain aku selama ini?" Mauren menggelengkan kepala. Tidak menyangka Alex mempermainkan hidupnya semudah itu. Melakukan semaunya tanpa memikirkan perasaanya selama ini. "Aku gila kalau sampai tertarik sama tawaran kamu." Kecamnya. "Aku sama aja seperti kamu yang nggak punya hati nurani."

Alex mengepalkan tangan, menahan emosi yang nyaris meledak dalam dirinya. Sedangkan Mauren masih kacau tidak takut padanya.

"Baik..." Mauren manggut-manggut. "Sisa perjanjiannya akan kulakukan sebaik-baiknya. Aku akan seperti yang kamu mau, nurut sama semua yang kamu pengin. Kamu bebas sama melakukan apapun yang kamu inginkan. Kamu bebas mau ngirim tunanganku kemana pun supaya kamu bebas. Nggak punya halangan lagi. Kamu juga bebas mau datang ke apartemen aku, kamu bebas minta aku datang kapan aja. Aku nggak akan nolak lagi, akan kulakukan sebaik-baiknya."

Mauren menarik nafas dalam-dalam. Wajahnya sampai pucat, Mauren sangat kelelahan. Tapi emosinya masih meluap-luap, mau mengeluarkan semuanya agar Alex paham apa yang dia rasakan selama ini akibat dari perbuatan dia.

"Tapi, setelah itu... tolong jangan muncul lagi. Tolong menghilang dari hidupku. Jangan ganggu aku lagi. Aku juga pengin bahagia seperti yang lain. Jangan ganggu rencana yang udah kami siapkan selama ini. Aku mohon sama kamu, tolong berhenti ganggu kami. Aku nggak akan tuntut kamu dengan apa yang kamu lakukan selama ini."

Alex mematung di tempatnya. Tetap diam mendengarkan keluh kesah Mauren yang selama ini dipendam.

***

Jakarta, 29 Maret 2021

Lega banget gak tuh Mauren abis ngeluarin semua keluha kesahnya selama ini ke Alex?

Sampe Alex gak bisa ngomong lagi tuh


Ada yang seneng gak tuh?


Follow ig

ila_dira

iLaDira69

orenwidjaja

ganendravito


EMPTY [18+]Where stories live. Discover now