106 - Seharian

8K 1.3K 161
                                    

Mauren menoleh pada Alex. Keduanya berada di dalam lift yang membawa mereka ke lantai atas tempat ruangan Pierre. Dari kunjungan terakhir, mengenai Pierre meminta Mauren mengajak Alex ikut bersama. Sampai sekarang Mauren belum mengatakannya. Perasaan Mauren campur aduk, dia memberikan lelaki itu ikut hanya untuk menungguinya saja.

Mauren menahan nafas saat lift berdenting, Alex merasakan keresahan Mauren. Dia menggenggam tangan wanita itu erat untuk menenangkannya.

"Aku tunggu di sini." Ucap Alex sesampainya di depan ruangan Pierre.

Mauren mengangguk dan mendorong pintu Pierre. Namun, Alex berdiri dan memanggilnya. "Ren." Mauren memutar sedikit tubuhnya, menoleh pada Lelaki itu. "Aku boleh ikut masuk?"

Mauren tampak berpikir keras. Dia memandang wajah Alex mengiba, alhasil Mauren mengangguk pelan. Berusaha melawan ketakutan dan egois.

Alex tersenyum lebar, dia kembali menggenggam tangan Mauren dan membuka pintu. Pierre yang sedang menulis di atas kertas tiba-tiba berhenti. Dia memandang keduanya takjub, terutama pada genggaman tangan Alex dan Mauren yang sangat erat.

"Selamat pagi, Pierre." Sapa Alex tersenyum ramah.

"Selamat pagi, Mr dan Mrs. Alexander." Pierre berdiri dan berjabat tangan kemudian mempersilahkan mereka berdua duduk.

Pierre memandang Mauren dengan tatapan takjub. Tidak sepenuhnya percaya pada wanita itu. Tidak mungkin Mauren menuruti permintaannya secepat itu. Pierre mengenal Mauren dengan baik. Tetapi, sekarang Alex ada di depannya.

"Ah, Mauren. Saya sampai lupa sebelumnya meminta kamu mengajak suami kamu ikut datang." Guman Pierre sambil manggut-manggut.

Alex menoleh pada Mauren. Kalau tidak tidak inisiatif ikut, Alex tidak mengetahui kebenarannya. "Iya, istri saya meminta saya ikut seperti permintaan Anda." Jawab Alex berusaha mencairkan suasana.

Pierre tersenyum dan memperbaiki posisi duduk. Dia kembali memandang Alex dan Mauren bergantian. Pierre maklum dengan Mauren yang tidak mau mengajaknya. Memilih diam seperti yang dia lakukan selama ini.

"Bagaimana kabar kalian?" Tanya Pierre memulai.

"Lebih baik dari sebelumnya." Jawab Alex.

Mauren hanya tersenyum tipis. Pierre menangkap ada sedikit perubahan dalam hubungan mereka. Dia tersenyum senang dengan perubahan tersebut, dengan adanya Alex, memudahkan Mauren untuk sembuh.

Banyak pelajaran yang didapatkan oleh Alex saat pertemuan pertama tersebut. Dia menjadi tahu jika Mauren juga berusaha menerima Alex lagi. Begitu pun dengan lelaki tersebut, berusaha mempertahankan pernikahan mereka karena dia sangat mencintai Mauren.

Pierre merekomendasikan mereka mengunjungi konsultan pernikahan. Mereka butuh orang ahli untuk mengembalikan rasa percaya untuk memperbaiki hubungan keduanya.

Alex langsung mau membuat Mauren kaget. Dia memandang Alex tajam, pasalnya lelaki itu seperti bukan Alex yang dikenalnya.

Pierre kembali tersenyum lebar. Dia tidak salah menduga, Alex bukan egois dan hanya mementingkan keinginannya saja. Lelaki itu ingin yang terbaik untuk rumah tangga mereka agak mencapai kebahagiaan.

Alex dan Mauren pulang dengan bahu selidik ringan. Keduanya bergandengan tangan sampai mobil. Mereka juga mampir ke sebuah kafe. Mengisi perut, makan siang sembari mengobral ringan.

"Kalau kamu belum siap mengunjungi konsultan pernikahan, kita bisa undur sampai kamu siap." Kata Alex tidak mau egois.

"Aku siap." Jawab Mauren tanpa diduga.

EMPTY [18+]Where stories live. Discover now