Part 138 - Lamb Chop

8.5K 1K 81
                                    

Alex dan Mauren bergandengan tangan memasuki sebuah tempat sedang viral di sosial media. Alex tidak punya referensi tempat yang akan mereka kunjungi yang sesuai dengan umur mereka yang tidak remaja lagi.

Mengingat dulu mereka sangatlah jarang sekali mengunjungi tempat kencan yang digandrungi oleh orang-orang bersama pasangannya. Kali ini Alex ingin mengajak Mauren agar mereka seperti orang-orang normal lainnya. Bermain seharian dengan riang gembira dan mempererat hubungan.

"Antrian tadi?" Mauren mengerutkan dahi. Rombongan bersama mereka cukup ramai, tetapi setelah keduanya mendapatkan tiket, pengunjung tadi hilang seperti ditelan bumi.

"Terlalu ramai. Aku booking semua." Jawab Alex tidak mau terganggu oleh pengunjung yang terlalu ramai. Dia hanya membiarkan pengunjung sebelumnya menyelesaikan permainan, sedangkan yang lain mencari lokasi lain.

"Kamu..." Mauren pusing. Dia meringis namun Alex hanya tersenyum. Dia menuntun Mauren duduk dan memasang sepatu roda di kakinya.

Mauren menarik kaki kanannya dari tangan Alex. "Aku udah nggak bisa lagi. Kamu aja." Tolak Mauren.

"Aku ajarin." Kata Alex berjanji.

Mauren menggigit bibir bawahnya dan membiarkan Alex melanjutkan memasang sepatu roda di kakinya. Wanita itu mengedarkan pandangannya, pengunjung yang masih tersisa sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Berlari dengan sepatu roda sambil tergelak. Ada juga yang jatuh karena belum mahir, meraba-raba dinding supaya tidak jatuh dan lain sebagainya.

Mauren merasa aneh mengunjungi Moja Museum yang terletak di GBK, yang katanya viral akhir-akhir ini. Mauren pernah melihat beberapa hasil jepretan pengunjung lumayan menarik dengan beberapa permainan di dalamnya.

"Nggak bisa." Mauren menyerah.

Alex membantu Mauren berdiri namun wanita itu sangat ketakutan. Karakternya telah berubah, keberaniannya pun demikian.

"Bisa." Alex yakin. "Aku pegangin. Kamu nggak bakal jatuh."

Mereka melaju pelan-pelan. Alex dan Mauren saling bergenggaman tangan agar tidak jatuh. Sesekali Alex memeluk wanita itu saat hendak jatuh. Karena Mauren tidak bisa mengimbangi badannya.

Mauren tersenyum, laku mereka mulai seimbang. Alex fokus mengajarinya, namun sesaat kemudian Mauren melotot sambil menjerit. "Awas nabrak!"

Alex menangkap tubuh Mauren dan mereka ambruk. Salah satu pasangan pengunjung yang sedang bermain kejar-kejaran dengan sepatu roda tidak sengaja menabrak punggung Alex.

Beruntungnya Mauren tidak kenapa-kenapa. Dia jatuh di atas dada Alex. Seketika semua orang di ruangan itu kaget.

"Maaf, Om." Kata seorang cocok muda mewakili temannya telah menabrak Alex.

"Om, maaf. Nggak sengaja. Tante, saya minta maaf." Tambah cewek yang menabraknya dengan raut wajah ketakutan.

"Kamu nggak apa-apa?" Tanya Mauren khawatir. Bangun dari dada Alex dan memeriksa kepala lelaki itu.

"Nggak apa-apa." Kata Alex tidak mempermasalahkan. Kedua orang tadi mengucapkan terima kasih lalu menjauh dari mereka.

Alex senang bukan main. Dia tertawa lebar, membuat Mauren melotot. Lelaki itu menarik Mauren dan memeluk gemas. Pengunjung lain akhirnya bernafas lega, tidak ada yang cidera.

Alex mengecup dahi Mauren berkali-kali. "Kamu bikin panik." Dengkus Mauren sebal.

"Terima kasih, sayang." Kata Alex cengengesan.

"Ayo bangun." Mauren ngurai pelukan Alex dan bangun dari dada lelaki itu. Alex mengulurkan tangan minta bantuan dari Mauren untuk bangun.

Alex mengibas-ngibaskan pakaian Mauren dari debu. Kemudian mereka mengambil beberapa foto dibantu oleh pegawai. Alex merangkul Mauren yang dibalas pelukan di pinggang lelaki itu.

EMPTY [18+]Where stories live. Discover now